Menhub saat menjadi pembicara kunci pada Diskusi Publik bertema “Satu Dekade Pembangunan Infrastruktur Transportasi Indonesia” secara daring, di Jakarta, Jumat (17/5). (Foto: Kemenhub RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenhub RI, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, selama 10 tahun terakhir pembangunan sektor transportasi di seluruh Indonesia relatif meningkat. Hal tersebut disampaikan Menhub saat menjadi pembicara kunci pada Diskusi Publik bertema “Satu Dekade Pembangunan Infrastruktur Transportasi Indonesia”, di Jakarta, Jumat (17/5).
Pembangunan yang dimaksud meliputi pembangunan dan revitalisasi terminal tipe A yang lebih luas dan modern, pengembangan bandara serta pelabuhan yang mampu menampung volume yang lebih besar, juga pembaruan sistem transportasi massal seperti bus listrik, MRT, LRT, serta Kereta Api Cepat.
“Kita lihat 10 tahun terakhir ini terjadi serangkaian proses pembangunan transportasi di perkotaan dan seluruh Indonesia. Semua relatif naik. Laut paling tinggi, lalu sektor perkeretaapian, bandara, serta penyeberangan,” ujar Menhub yang hadir secara daring.
Lebih lanjut, Menhub mengatakan, pada sektor transportasi darat, telah dilakukan 85 pengembangan pelabuhan penyeberangan, 65 pembangunan dermaga penyeberangan, 12 pembangunan pelabuhan penyeberangan baru, serta 6 kota metropolitan dengan sistem angkutan massal perkotaan.
Pada sektor perkeretaapian, telah dilakukan pembangunan 10.709 km’sp jalur kereta api, 58 lokasi pembangunan dan modernisasi stasiun kereta api, pembangunan LRT, MRT, kereta cepat Whoosh, kereta api trans Sulawesi dan kereta perintis.
Baca Juga: Menhub Dorong Peningkatan Kolaborasi Layanan Angkutan Laut dan Logistik
Pada sektor transportasi laut, telah dibangun 39 trayek tol laut, 51 proyek pembangunan dan pengembangan serta rehabilitasi fasilitas pelabuhan.
Kemudian, pada sektor udara telah dibangun 41 rute jembatan udara dan pembangunan 26 bandar udara baru.
Terkait konektivitas, Menhub melanjutkan, pada 10 tahun ke belakang terus dibangun konektivitas tol laut dan angkutan perintis. Saat ini, tol laut memiliki 191 trayek dengan pertumbuhan 11% per tahun. Total muatan kontainer berangkat berjumlah 84.609 ton dengan muatan kontainer balik berjumlah 26.362 ton. Sedangkan total muatan non-kontainer berangkat berjumlah 530.403 teus dengan muatan non-kontainer balik berjumlah 27.551 teus.
Pada angkutan kapal perintis, selama 10 tahun ini total trayek yang dimiliki mencapai 1.070 dengan pertumbuhan 3% per tahun. Total penumpang berjumlah 5.901.027 dengan pertumbuhan 13% per tahun. Sementara itu, jumlah muatan barang mencapai 1.058.759.
Pada angkutan udara perintis, total terdapat 2.828 rute penumpang, 278 rute kargo, serta 10 rute udara kargo. Sedangkan pada angkutan perkeretaapian perintis telah beroperasi 9 kereta dengan jumlah penumpang yang terus meningkat tiap tahunnya.
“Ada angkutan udara perintis yang kita lakukan dengan intensif. Perkembangannya cukup besar. Ada juga kereta api perintis khususnya yang dapat digunakan masyarakat perkotaan, dan kita sedang melakukan keperintisan dengan membuka kereta api di Surabaya, Semarang, Bandung, dan Medan. Jadi kereta api tidak antarpulau saja tapi aglomerasi juga menjadi penting,” ujar Menhub.
Menhub berharap, pembangunan infrastruktur transportasi dapat terus dilakukan secara konsisten.
“Apa yang menjadi tugas Kemenhub sangat masif, dan Bapak Presiden selalu mengatakan pada saya, tolong apa yang dibuat itu harus delivered (dirasakan masyarakat). Apa yang kita lakukan, seperti Whoosh, MRT dan LRT menghasilkan sesuatu yang delivered,” ujar Menhub.
Turut hadir pada kegiatan tersebut Kepala Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub Robby Kurniawan, Direktur Transportasi Kedeputian Sarana dan Prasarana Bappenas Tri Dewi Virgiyanti, Akademisi Djoko Setijowarno, Ketua Institut Studi Transportasi Ki Darmaningtyas, serta Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Tory Damantoro.***