Jakarta, serayunusantara.com — Melansir dari laman Kemenag RI, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan harapannya agar Gereja Katolik menjadi pelopor dan penggerak utama dalam membangun persaudaraan sejati dan kesejahteraan bersama.
Hal ini disampaikan Menag Nasaruddin saat mewakili Presiden RI Prabowo Subianto pada peringatan 100 Tahun Konferensi Waligereja Indonesia, di kantor KWI, Jakarta, Rabu (13/11/2024).
“Saya ucapkan selamat atas terlaksananya Sidang Konferensi Waligereja Indonesia Tahun 2024, sekaligus merupakan perayaan syukur atas perjalanan 100 tahun Konferensi Waligereja Indonesia,” kata Menag Nasaruddin.
“Agenda yang mengusung tema ‘Berjalan Bersama Membangun Gereja dan Bangsa’ ini kiranya semakin meneguhkan komitmen untuk meningkatkan partisipasi umat dan pengembangan iman dalam membangun Gereja dan memajukan bangsa,” sambung Menag Nasaruddin.
Menag Nasaruddin menjelaskan bahwa selama 100 tahun berkarya terlihat Gereja Katolik terus berupaya peka dan peduli pada situasi sekitar yang belum lama ini terwujud dalam Deklarasi Bersama antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Istiqlal yang meneguhkan kerukunan umat beragama untuk kemanusiaan.
Baca Juga: Jelang Rakernas, Wamenag: Kemenag Bukan Milik Satu Kelompok
“Upaya berjalan bersama menjadi semakin hidup dengan kunjungan Apostolik Paus Fransiskus yang mempromosikan iman, persaudaraan dan bela rasa,” kata Menag Nasaruddin.
Disampaikan Menag Nasaruddin bahwa penghayatan akan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa akan melahirkan persaudaraan sejati yang melampaui batas-batas perbedaan dan pada akhirnya mengalirkan gerakan bersimpati kepada yang sangat membutuhkan. Bahkan, pada deklarasi Istiqlal juga terkandung makna, menabur benih harapan dan membangun perdamaian agar semua pemeluk agama dan pemimpin bangsa bergerak bersama menghidupi nilai agama, menghindari kekerasan dan menghormati martabat manusia dalam menyelesaikan berbagai krisis.
“Pertemuan puncak para Pimpinan Agama Katolik yang diselenggarakan secara rutin ini menegaskan bahwa komando tegak lurus dalam kepemimpinan maupun semangat kolegial dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan menunjukkan soliditas umat Katolik serta kekuatannya untuk bersatu menumbuhkan semangat kerukunan dan toleransi,” jelas Menag Nasaruddin.
Bagi Menag Nasaruddin, rukun dan toleran adalah soal kemanusiaan, di mana setiap orang harus menghormati dan menghargai orang lain untuk melaksanakan agamanya. Segala sikap yang menjurus pada perilaku intoleran harus dikikis dan digantikan dengan sikap menghargai perbedaan.
“Saya percaya kekompakan umat Katolik akan selalu mengutamakan kepedulian dan cinta kepada sesama. Itu sudah dicontohkan oleh Paus Fransiskus dengan tindakan sederhana serta rendah hati selama kunjungan di Jakarta yang membuat kita terkesan dan menjadi inspirasi. Saya ucapkan terima kasih atas dukungan Gereja Katolik kepada Pemerintah agar dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dalam mensejahterakan masyarakat,” terang Menag Nasaruddin.
Baca Juga: Menag: Kementerian Agama Berperan Penting Jaga Stabilitas Negeri
Dijelaskan Menag Nasaruddin bahwa peran penting Gereja Katolik bersama Pemerintah adalah melakukan respon cepat dalam menanggapi berbagai isu yang tentu sangat krusial untuk menekan kegaduhan dan menjaga persatuan. Persatuan adalah kunci keberhasilan bangsa. Pemerintah akan mengayomi dan hadir dalam kegelisahan masyarakat.
“Saya meyakini hasil-hasil pemikiran para Bapak Uskup dalam Sidang KWI Tahun 2024 akan semakin menegaskan peran Gereja Katolik dalam turut menyalakan semangat kebangsaan masyarakat Indonesia. Kehadiran Gereja Katolik dan relasinya dengan umat beragama lain, serta kesamaan cita-cita berbangsa akan memberi kontribusi bagi pembangunan dan persatuan,” kata Menag Nasaruddin.***