Pj. Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, melihat secara langsung proses perakitan tiga unit mesin incinerator, yang telah didatangkan di TPA Tlekung, Sabtu (30/9). (Foto: Pemkot Batu)
Kota Batu, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkot Batu, Pj. Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, melihat secara langsung proses perakitan tiga unit mesin incinerator, yang telah didatangkan di TPA Tlekung, Sabtu (30/9). Alat pembakar sampah tersebut selanjutnya akan diuji coba dan dipergunakan di TPA Tlekung dua unit dan di Kelurahan Sisir satu unit.
“Alhamdulillah, sudah datang tiga alat incinerator di TPA Tlekung. Semoga ini akan mempercepat untuk mengolah sampah residu yang tidak bisa diolah lebih lanjut. Rencananya, dua unit akan dipergunakan di TPA Tlekung dan satu unit akan diserahkan di Kelurahan Sisir,” ungkap Aries yang didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Aries Setiawan.
Incinerator merupakan alat yang digunakan untuk membakar limbah dalam bentuk padat dengan memanfaatkan pembakaran pada suhu tertentu. Teknologi bakar sampah ini merupakan alternatif untuk mengurangi timbunan limbah secara efektif dan efisien. Karena melibatkan pembakaran dengan suhu tinggi, energi panas yang bisa dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik.
Aspek penting dalam insinerasi adalah proses kandungan energi (heating value) limbah yang diolah. Faktor ini tak hanya menentukan kemampuan yang diperlukan dalam berlangsungnya proses pembakaran, tetapi juga diketahui beberapa energi yang diperoleh setelah insinerasi selesai dilakukan.
Baca Juga: Pemkot Batu Launching UPT Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor dengan Multiline System
Manfaat Incinerator adalah efektivitasnya yang mampu menekan 90% volume dan 75% masa limbah sesuai derajat dan komposisi sampah. Ini sangat efektif mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah besar.
Ada beberapa kelebihan penggunaan incinerator yaitu pertama, hemat lahan. Lahan dibutuhkan untuk tempat bakar sampah, namun luas lahan yang dibutuhkan tidak terlalu besar dengan metode sanitary landfill. Kedua, mengurangi sampah dengan signifikan. Dalam pengelolaan limbah padat, pengurangan volume sampah mampu mencapai 95%, sehingga beratnya mampu dikurangi 80%.
Ketiga, sebagai sumber listrik. Proses bakar sampah tanpa asap terjadi, panas dari dalam insinerator dapat digunakan sebagai sumber energi listrik. Keempat, limbah dan sampah cepat teratasi karena incinerator sangat cocok untuk mengatasi jumlah limbah yang besar dan dilakukan dalam waktu singkat.
Pengelolaan sampah di TPA Tlekung, selain dengan incinerator, juga menggunakan metode sanitary landfill. Sanitary landfill merupakan sebuah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara ditimbun dan dipadatkan, kemudian sampah tersebut ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Penutupan dengan tanah ini dilakukan dengan berkala. Sistem ini berfungsi mengurangi risiko tumpukan sampah dengan cara memadatkan sampah yang menumpuk terlebih dahulu, kemudian menimbunnya dengan tanah secara berkala. Cara ini dilakukan agar potensi sampah yang merusak lingkungan dapat diperkecil.
Baca Juga: Panen Bawang Merah Varietas Batu Ijo dan Ikan Nila, Untuk Ketahanan Pangan dan Pengendalian Inflasi
“Saya akan melakukan pemantauan secara langsung kegiatan di TPA Tlekung. Kita berharap, sampah yang sudah terlanjur menggunung ini dapat teratasi, dan tidak akan terulang di masa mendatang. Salah satu caranya adalah memulai kesadaran bersama untuk mengolah sampah dari sumbernya,” pungkas Aries.***