Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan wilayah destinasi wisata prioritas aman bagi wisatawan, termasuk dari sisi kesehatan. (Foto: Kemenkes RI)
Labuan Bajo, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkes RI, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan wilayah destinasi wisata prioritas aman bagi wisatawan, termasuk dari sisi kesehatan. Hal ini diwujudkan melalui simulasi kesiapsiagaan penanggulangan penyakit berpotensi wabah demam kuning (yellow fever).
Direktur Jenderal P2P Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa simulasi dilakukan untuk mengecek dan mengevaluasi apakah di lapangan bisa berpotensi wabah atau tidak.
“Belajar menangani COVID-19, semua negara tidak ada yang siap, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan kesiapan-kesiapan atas segala potensi yang terjadi,” ujar Dirjen Maxi Kamis (26/10) di Labuan Bajo.
Berkolaborasi dengan lintas sektor terkait, Kemenkes pastikan destinasi wisata super prioritas itu siap menyambut datangnya para wisatawan dengan aman dan nyaman. Selain Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai penjaga pintu masuk negara, sejumlah sektor lain seperti TNI, POLRI, LAKESPRA, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat turut berupaya dalam menjaga sistem ketahanan kesehatan di Indonesia.
Kantor Kesehatan Pelabuhan selaku pemeran utama bertugas untuk mendeteksi faktor-faktor risiko emerging.
Baca Juga: Kemenag-Kemenkes Siapkan Skema Baru Syarat Istitha’ah Kesehatan & Pelunasan Biaya Haji 2024
“Jadi di dalamnya ada pengamatan surveilans penyakit, baik yang masuk dan keluar. Ini merupakan tugas utama KKP, sehingga simulasi ini akan memperkuat kemampuan mereka dalam berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua stakeholder di pelabuhan, baik laut dan udara,” jelas Maxi
Kemenkes juga menggandeng kantor pelabuhan ASDP, juga menggandeng TNI AU untuk mengevakuasi termasuk imigrasi dan kepolisian yang berperan jika terjadi chaos ketika ada penolakan di masyarakat.
“Kemudian pihak swasta para pemilik perusahaan kapal. Supaya mereka tahu ketika kapal ditetapkan terjangkit dan sedang dikarantina, mereka harus patuh pada ketentuan,” lanjut Maxi.
Lanjutnya, yang paling penting adalah peran pemerintah daerah. Karena prosedur yang dilakukan sesudah pelaksanaan karantina pintu masuk adalah karantina wilayah. Begitu pasien dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas maka kewenangan ada di pemerintah daerah untuk memastikan proses evakuasi berjalan dengan lancar.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kemenkes karena turut andil dalam membangun sektor kesehatan yang fundamental.
Baca Juga: Sekjen Kemenkes Apresiasi Skrining Kanker Serviks RSUD Tulungagung
Menurutnya, dalam momen ini Kemenkes sekaligus meyakinkan para warga termasuk para wisatawan bahwa Labuan Bajo merupakan destinasi wisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi.
“Mulai hari ini kita mengkampanyekan untuk jangan takut ke Labuan Bajo karena sektor kesehatan sangat memadai,” kata Edi
Upaya ini juga dalam rangka melakukan implementasi transformasi kesehatan khususnya pilar ke 3 transformasi kesehatan.
“Simulasi ini merupakan penguatan surveilans, dan yang kita lakukan ini surveilans pintu masuk negara di pelabuhan. Kita harapkan ke depan, akan siap juga tenaga cadangan untuk back up kegiatan seperti ini,” kata Maxi.
Dirjen Maxi mengingatkan masyarakat bahwa potensi terjadinya wabah penyakit tidak bisa dihindari. Menurutnya, semakin terbukanya transportasi dan perubahan lingkungan sangat memungkinkan terjadinya mutasi virus yang menimbulkan berbagai penyakit. Namun dengan kesiapsiagaan, semua itu dapat diatasi dengan baik.
Baca Juga: Ormas Islam hingga DPR Dukung Istiha’ah Kesehatan Jadi Syarat Pelunasan Biaya Haji
“Kesiapsiagaan itu paling penting untuk kita tanggulangi bersama. Jadi kita tidak bisa menghindar. Labuan Bajo ini sangat luas sekali, sehingga potensi terjadinya penyakit sangat besar,” jelas Maxi.***