Kemendikbudristek Hadirkan Geliat Campursari di Tengah Perkembangan Zaman

Kemendikbudristek menggandeng Brayat Endah Laras menggelar pentas campursari bertajuk Endahing Budoyo Larasing Campursari, di Gedung Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Selasa (31/10). (Foto: Kemendikbud RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemendikbud RI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggandeng Brayat Endah Laras menggelar pentas campursari bertajuk Endahing Budoyo Larasing Campursari, di Gedung Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Selasa (31/10).

Sebelumnya, kegiatan serupa juga telah sukses diselenggarakan yang bertempat di Kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah, pada akhir Juni lalu.

Perhelatan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang campursari yang pernah berjaya dan digemari masyarakat sehingga makin kompetitif pada situasi saat ini, sekaligus membangun semangat musisi campursari terus berkarya.

Selain itu ditujukan juga untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada musik lokal sebagai bagian dari aset budaya Indonesia yang perlu disebarluaskan sehingga terus lestari.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, menuturkan bahwa musik campursari memilki nilai sosial yang tinggi sejak dulu ketika pertama kali populer di masyarakat hingga perkembangan masa kini dengan kreasi aransemen.

Baca Juga: Gelaran Pekan Kebudayaan Nasional 2023 Resmi Dibuka, #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Menurut Mahendra, musik campursari dapat diterima seluruh kalangan usia muda dan tua serta banyak disukai pula oleh etnik masyarakat lainnya. Hal tersebut, ucap Mahendra, menjadi kekuatan nilai sosial musik campursari yang menyatukan keberagaman.

“Semangat yang dibawa oleh musik campursari inilah yang mesti hadir dalam pemajuan kebudayaan Indonesia. Musik campursari bukan sekadar menghibur, namun juga menanamkan prinsip kebersamaan dalam keberagaman,” ujar Mahendra, pada Senin (30/10).

Mahendra mengemukakan, sajian musik campursari perlu menunjukkan levelnya di tengah perkembangan zaman dengan inovatif tanpa meninggalkan ciri otentiknya. “Dengan begitu campursari tetap bergeliat sebagai musik kearifan lokal yang mampu merevitalisasi genrenya sesuai kemajuan dinamika musik saat ini,” ucap Mahendra.

Sementara itu, musisi campursari Endah Laras menyampaikan, keindahan musik campursari terletak pada paduan musik beralunan khas lokal yang dirancang secara rapi ditambah aransemen sesuai perkembangan masa.

Endah menyebut, musik campursari merupakan alunan tembang yang merakyat, mengisahkan berbagai latar kehidupan, sehingga menjadi dapat diterima masyarakat karena disampaikan penuh dengan penjiwaan.

Baca Juga: Kemendikbudristek Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan Pendidikan di Indonesia

Dalam pentas yang mengusung tema Endahing Budoyo, Larasing Campursari di Kabupaten Karanganyar tampil sederet musisi campursari terkenal seperti Endah Laras, Soimah, Cak Diqin, Nurhana, Woro Mustika, dan penyanyi cilik Gading Cenol.

Pada pergelaran ini, para musisi tersebut membawakan tembang campursari karya aransemen ulang Tommy Widodo berkolaborasi dengan Sangga Buana yang sudah 30 tahun berkecimpung di dunia campursari dengan balutan Brayat Endah Laras Orkestra.

Kemeriahan pentas campursari di Kabupaten Karanganyar semakin bertambah dengan aksi kocak pelawak Marwoto, Den Baguse Ngarso, Gundhis, dan Rio Srundeng, serta sekitar 80 seniman campursari, orkestra, rampak kendang, maupun penari.

Endah Laras merupakan salah satu seniman yang telah 18 tahun berkecimpung di dunia musik campursari. Ia ingin mengulik kembali masa lalu kejayaan lagu-lagu campursari karya maestro Manthou’s, Andjar Any, Cak Diqin, Didi Kempot, Wasimin PS, serta beberapa karya maestro lainnya dalam perkembangan zaman sekarang ini.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *