Menteri LHK Siti Nurbaya memberikan Anugerah Konservasi Alam kepada 18 penerima saat penyelenggaraan Puncak Peringatan HKAN Tahun 2023 di Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. (Foto: KLHK RI)
Palangkaraya, serayunusantara.com – Melansir dari laman KLHK RI, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memberikan Anugerah Konservasi Alam kepada 18 penerima. Mereka dinilai terbukti telah berperan serta dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan, khususnya bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistem.
Para penerima Anugerah Konservasi Alam tersebut berasal dari berbagai unsur baik perorangan, kelompok, pemerintah daerah dan badan usaha. Penghargaan diberikan saat penyelenggaraan Puncak Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) Tahun 2023 di Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (8/11/2023).
Selain itu juga diberikan juga apresiasi oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) kepada 66 penerima apresiasi dari perorangan, kelompok masyarakat binaan UPT Ditjen KSDAE, UPT Lingkup Ditjen KSDAE, pemerintah daerah dan badan usaha.
Dalam sambutannya, Menteri Siti menyampaikan penyelenggaraan HKAN Tahun 2023 ini diharapkan dapat menguatkan kesadaran kita mengenai betapa pentingnya menjaga dan hidup selaras dengan alam.
“Para leluhur kita dengan kesederhanaan dan kearifannya telah memiliki kesadaran itu dan memberikan begitu banyak teladan bagaimana hidup berharmoni dengan alam,” ujarnya.
Baca Juga: Kesatuan Pengelolaan Hutan, Kunci Strategis Kurangi Emisi Sektor Kehutanan
Lebih lanjut, Menteri Siti mengatakan perkembangan ilmu pengetahuan kemudian memperjelas bagaimana hubungan timbal balik antara manusia dengan alam, bagaimana peran manusia dan apa yang akan terjadi jika kemajuan yang dicapai manusia tidak memperhatikan keselarasan dengan alam.
Pada kesempatan ini, Menteri Siti juga melakukan peluncuran Desa Tahawa sebagai Desa Ramah Satwa sekaligus simbolis pelepasliaran satwa di Desa Tahawa. Kemudian, meluncurlan Buku 55 Taman Nasional, Penandatanganan Sampul Perangko Maskot Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, serta Penyerahan Surat Keputusan tentang Penetapan Tahura Isen Mulang Sebangau Berkah.
Menteri Siti menegaskan HKAN 2023 merupakan momen memaknai nilai penting untuk tetap melindungi keberadaan keanekaragaman hayati sebagai penyokong kehidupan masyarakat. Upaya merawat dan hidup berdampingan dengan tumbuhan dan satwa liar secara harmonis juga diharapkan akan meluas seiring dengan tumbuhnya perubahan perilaku konservasi di tengah-tengah masyarakat.
Dalam laporannya, Direktur Jenderal KSDAE Satyawan Pudyatmoko menyampaikan peringatan HKAN adalah kegiatan yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun dalam rangka mengkampanyekan konservasi alam kepada masyarakat luas. Peringatan HKAN bertujuan untuk memasyarakatkan konservasi alam secara nasional sebagai sikap hidup dan budaya bangsa serta menjaga kesinambungan kegiatan konservasi alam sebagai upaya perlindungan sumber daya alam dan ekosistemnya sebagai sistem penyangga kehidupan.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada acara puncak peringatan HKAN kali ini antara lain Jambore Konservasi Alam, Pameran Konservasi Alam dan UMKM, talkshow “Sahabat Satwa untuk Alam Harmonis dan Lestari”, pelepasliaran 3 (tiga) ekor elang brontok (Nisaetus cirrhatus) yang dua diantaranya merupakan pasangan, 1 (satu) ekor Enggang/Kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris) dan 1 (satu) Elang tikus (Elanus caeruleus) di hutan desa Tahawa, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau.
Baca Juga: Implementasi Reforma Agraria di Daerah Perlu Kolaborasi Semua Pihak
Sebelumnya, sepasang elang brontok tersebut telah melalui rehabilitasi di Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) di Jawa Barat dan 1 (satu) elang brontok direhabilitasi di Pusat Pusat Suaka Elang Jawa (PSSEJ) di Loji Taman Nasional gunung Halimun Salak (TNGHS). Untuk Enggang Kalimantan/kangkareng perut putih dan Elang tikus berasal dari Pusat Penyelamatan Satwa BKSDA Kalimantan Tengah.
Selain itu juga dilakukan penanaman sebanyak 2023 bibit pohon hutan seperti belangeran (Shorea balangeran) sebanyak 120 batang. Jenis Multi Purposes Tree Species (MPTS) juga turut ditanam seperti petai (Parkia speciosa) sebanyak 500 batang, cempedak (Artocarpus integer) sebanyak 413 batang, jambu mete (Anacardium occidentale) sebanyak 490 batang, dan jengkol (Pithecellobium jiringa) sebanyak 500 batang, serta pentas seni dan budaya konservasi alam.
Kegiatan dalam rangka HKAN tidak hanya dilaksanakan pada kesempatan ini saja. Sejak bulan Februari 2023, telah dilaksanakan berbagai kegiatan di berbagai wilayah di Indonesia dalam rangka Road to HKAN, antara lain Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam, Live KOSIK (Konservasi Asik), Lomba Story Telling, Pameran International Conference Tourism and Hospitality, dan pelepasliaran 6 (enam) ekor Biawak Komodo (Varanus komodoensis) di Cagar Alam (CA) Wae Wuul, Nusa Tenggara Timur.***