Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar saat menjadi Inspektur Upacara Hari Bhakti Transmigrasi (HBT) ke-73 di Lapangan Kantor Bupati Lampung Timur, Provinsi Lampung, Selasa (12/12/2023). (Foto: Kemendes PDTT RI)
Lampung Timur, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemendes PDTT RI, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengungkapkan, model transmigrasi modern transpolitan sangat strategis dalam mempercepat kawasan transmigrasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Konsep transpolitan itu dianggap efektif dan efisien dalam pengembangan lahan pertanian secara modern, dan mendorong peningkatan sektor perdagangan di lingkungan sekitarnya. Sehingga bermanfaat pada tersedianya lapangan kerja masyarakat secara berkelanjutan.
“Pada saat ini, sama-sama kita pahami, transpolitan, transmigrasi masa depan, hendaknya dimulai dari komunalitas lahan pertanian. Mengerjakan hamparan lahan yang luas bisa lebih efisien, karena dapat dijalankan dengan mekanisasi lahan, dilengkapi pengelolaan embung, dan saluran air lokal,” ungkap menteri yang akrab disapa Gus Halim saat menjadi Inspektur Upacara Hari Bhakti Transmigrasi (HBT) ke-73 di Lapangan Kantor Bupati Lampung Timur, Provinsi Lampung, Selasa (12/12/2023).
Di samping itu, Gus Halim juga akan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang Hari Bhakti Transmigrasi agar menjadi momen peringatan secara nasional.
Keberadaan program transmigrasi dinilai berdampak positif dalam berbagai aspek. Mulai penyebaran penduduk, membantu ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan, peningkatan sumber daya manusia, hingga berkontribusi pada ekonomi negara.
Baca Juga: Gandeng PUPR, Gus Halim Percepat Revitalisasi Wilayah Transmigrasi
“Kita gulirkan usulan resmi Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Atas nama keluarga transmigrasi seluruh Indonesia, agar Hari Bhakti Transmigrasi ditetapkan oleh Presiden menjadi Hari Transmigrasi Nasional,” ujar Gus Halim.
Lebih luas, Gus Halim menjabarkan bahwa program transmigrasi tidak hanya sekadar pemindahan penduduk. Melainkan juga upaya untuk pengembangan dan pemerataan wilayah tertinggal dan bahkan telah menggunakan sistem kerja sama antar daerah transmigran lain.
Keberhasilan program transmigrasi itu juga ditunjukkan dengan keberhasilan membangun banyak satuan pemukiman menjadi sebuah ibu kota kabupaten atau kota. Terutama di Provinsi Sulawesi dan Kalimantan.
“Sumbangan transmigrasi bagi pembangunan nasional diwujudkan dengan membangun 3.606 satuan permukiman transmigrasi di 619 kawasan transmigrasi. Transmigrasi telah menempatkan 2,2 juta keluarga, yang terdiri atas 9,2 juta jiwa, di permukiman transmigrasi dari Sabang sampai Merauke,” ungkap Profesor Kehormatan UNESA Surabaya ini.
Lebih lanjut, Gus Halim menjelaskan, Kemendes PDTT juga telah memperbarui kerja sama konstruktif dengan Perhimpunan Anak Transmigran, atau Patri. Kerja sama itu, menurut Gus Halim, tidak akan rapuh, apalagi terputus. Sebab Patri telah membantu melahirkan generasi bangsa yang berbakat.
Baca Juga: Gunakan Sepenuhnya Jabatan Untuk Kepentingan Masyarakat
Hal itu dibuktikan dengan para anggotanya yang telah memiliki profesi cukup penting dalam perjalanan negara Indonesia ini, misalnya guru, guru besar, perwira tinggi TNI/Polri, kepala daerah, jurnalis, pengusaha, dan lain-lain.
“Anak-anak transmigran harus jauh lebih maju daripada orang tuanya. Kemajuan anak transmigrasi ditapaki dengan membangun wilayah transmigrasi yang semakin maju, dan diikuti naik jenjang pendidikan yang kian tinggi,” pungkas mantan Ketua DPRD Jawa Timur itu.***