Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu usai kegiatan Kegiatan Workshop for UNWTO Gastronomy Tourism Development, Bali, (15/12/2023). (Foto: Kemenparekraf RI)
Gianyar, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenparekraf RI, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berkolaborasi dengan United Nations World Tourism Organization (UNWTO) dan Pemerintah Kabupaten Gianyar menyelenggarakan Workshop for UNWTO Gastronomy Tourism Development di The Royal Pita Maha, Ubud, Gianyar, Bali, Kamis (14/12/2023).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut sekaligus sosialisasi atas dokumen Strategi Pengembangan Destinasi Gastronomi di Ubud. Dokumen tersebut sebelumnya telah diserahkan oleh UNWTO kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno pada agenda Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Selasa (12/12/2023) di Bandung, Jawa Barat.
Dokumen tersebut juga telah diserahkan ke Pemkab Gianyar yang diwakili Asisten III Setda Gianyar, I Ketut Pasek Lanang Sadia didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, I Wayan Gede Sedana Putra.
Menparekraf Sandiaga dalam keterangannya, Jumat (15/12/2023), mengatakan workshop dan sosialisasi ini diharapkan dapat memperkuat peran dan kolaborasi dari para pemangku kepentingan (stakeholder) di Ubud. Mulai dari berbagai organisasi, pengelola destinasi baik lokal maupun regional, perwakilan bisnis dan akademisi yang terkait dengan gastronomi di Ubud.
“Ubud dipilih sebagai pilot project pengembangan wisata gastronomi karena kesiapan dan tingginya tingkat kolaborasi antar stakeholder. Makanan di Ubud tidak sekadar hidangan kuliner, tetapi sudah menjadi gaya hidup dan budaya bagi masyarakat setempat.” kata Menparekraf Sandiaga.
Baca Juga: Menparekraf Tetapkan 5 Kabupaten/Kota Sebagai Role Model Pengembangan Ekraf Tanah Air
Budaya gastronomi yang mengakar di Ubud dapat terlihat dari interpretasi relief pada dinding Pura Yeh Pulu, yang menggambarkan budaya beternak, bertani, dan berburu sebagai bagian dari budaya gastronomi lokal. Ubud juga memiliki Subak, sistem tata kelola irigasi tradisional yang menjadi pilar kebudayaan masyarakat Bali serta filosofi Tri Hita Karana, prinsip keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan, yang juga merepresentasikan kekayaan budaya dan kuliner.
“Ubud merupakan salah satu ikon pariwisata di Gianyar yang diharapkan dapat lebih berkontribusi terhadap ekonomi daerah melalui Gastronomi dan kami dari pemerintah daerah Gianyar akan mendukung dari sisi regulasi” kata Asisten III Setda Gianyar, I Ketut Pasek Lanang Sadia.
Selain pengalaman kuliner yang autentik, tradisional, inovatif, dan berkelanjutan, wisata gastronomi merupakan implementasi dari pariwisata inklusif yang dapat melibatkan berbagai stakeholder dan aktivitas terkait lainnya. Seperti mengunjungi produsen lokal, berpartisipasi dalam festival makanan, menghadiri kelas memasak, mengunjungi education center, menikmati makanan tradisional, dan sebagainya.
Oleh karena itu, keterlibatan dan spirit kolaborasi dari berbagai pihak sangatlah penting untuk dapat mengoptimalisasi manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan wisata gastronomi.
Department Officer, Tourism Market Intelligence and Competitiveness UNWTO, Patricia Carmona, menyampaikan bahwa salah satu rekomendasi utama pada program ini adalah pembentukan Gastronomy Tourism Club. Yakni badan organisasi yang terdiri atas seluruh stakeholder pada industri gastronomi untuk dapat berkolaborasi aktif dan berkomitmen untuk menginisiasi pengembangan dan implementasi program-program terkait gastronomi di Ubud di masa depan.
Baca Juga: Kemenparekraf Paparkan Pendekatan Strategis Aksi 4 Pilar Berkelanjutan di Rakornas Parekraf 2023
“Program dan action plan dari kegiatan ini diharapkan dapat dikolaborasikan dengan kementerian, lembaga, serta stakeholder yang lebih luas” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu.
Kegiatan Workshop for UNWTO Gastronomy Tourism Development kemudian dilanjutkan dengan Gastronomy Tourism Club Kick-off Meeting untuk mendiskusikan rencana tindak lanjut program pengembangan wisata gastronomi di Ubud.***