Kegiatan Roadshow PHI ke-95 yang diselenggarakan Senin (18/12) di Denpasar, Bali. (Foto: KemenPPPA RI)
Bali, serayunusantara.com – Melansir dari laman KemenPPPA RI, Cita-cita perempuan di Indonesia untuk menjadi setara dengan laki-laki, dimana tidak ada diskriminasi berdasarkan identitas gender masih panjang. Beberapa indeks dan data menunjukkan masih ada ketimpangan besar antara laki-laki dan perempuan, seperti dari Data Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender.
Kondisi inilah yang melandasi adanya pengakuan eksistensi perempuan yang selalu menjadi isu utama pada setiap helatan Peringatan Hari Ibu (PHI), seperti pada kegiatan Roadshow PHI ke-95 yang diselenggarakan Senin (18/12) di Denpasar, Bali. Belajar dari Kongres Perempuan Pertama pada 22 – 25 Desember 1928 di Yogyakarta sebagai dasar penetapan Hari Ibu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengajak setiap perempuan untuk bersatu dan saling mendukung.
“Saya mengajak semua perempuan Indonesia untuk saling mendukung, saling belajar, saling memberi motivasi, saling menginspirasi dan saling membantu. Sesama perempuan jangan saling menjatuhkan. Jika semua perempuan bersatu maka perempuan akan memiliki kekuatan besar untuk mendobrak stigma yang masih melekat pada perempuan,” tegas Menteri PPPA.
Menteri PPPA berharap PHI setiap tahunnya dapat menjadi daya ungkit untuk mendorong semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas, agar memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan.
“Hari Ibu adalah hari istimewa dan penting sebagai pengingat masyarakat dan kita semua agar tetap konsisten meneruskan perjuangan perempuan untuk pemenuhan hak dan tercapainya kesetaraan gender. Hari ini pada Roadshow PHI ke-95 ini, kita sebagai perempuan merayakan pencapaian setiap kita, baik itu pengalaman menyenangkan atau yang menyakitkan sekalipun. Kita evaluasi diri dan belajar dari pengalaman, harus terus belajar, berkembang dan semakin berdaya,” ajak Menteri PPPA di depan peserta yang hadir dalam Roadshow PHI ke-95 di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar.
Menteri PPPA juga mengingatkan bahwa perempuan tidak bisa bekerja sendiri sehingga perlu mengajak berbagai pihak untuk terus memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk memberdayakan perempuan di berbagai bidang.
Monolog “Aku Perempuan” yang dibawakan oleh Anak Agung Oka Diartini turut memeriahkan kegiatan Roadshow yang mengajak perempuan bisa mandiri.
“Wahai kaum perempuan, jangan menunggu diberi kesempatan oleh laki-laki. Tunjukkan kemampuan kita bahwa kita bisa mengemban tugas-tugas berat sekalipun, tidak hanya bisa melahirkan, merawat, mendidik anak-anak kita menjadi generasi yang berhasil, tapi kita perempuan juga bisa mengemban tugas-tugas berat bangsa untuk mewujudkan harapan Indonesia Emas tahun 2045”
Peringatan Hari Ibu sejak tahun 2018 bertemakan “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” dengan sub tema yang disesuaikan pada tahun berjalan. Tahun ini sub-tema yang diambil adalah Perempuan Bersuara, Perempuan Berdaya dan Berkarya, Perempuan Peduli serta Perempuan dan Revolusi. Pada tahun 2023 ini Peringatan Hari Ibu dilaksanakan Roadshow PHI di 3 (tiga) wilayah, yang sudah diawali di Indonesia Bagian Timur pada tanggal 18 November 2023 yaitu di Provinsi Papua Barat, di Indonesia Bagian Barat pada tanggal 22 November 2023 di Provinsi Aceh dan hari ini dilanjutkan di Indonesia Bagian Tengah yaitu di Kota Denpasar, Provinsi Bali.
Peserta yang hadir pada Roadshow PHI ke-95 juga dapat melakukan konsultasi atau turut melaporkan kekerasan yang dilihat, didengar ataupun dialami di Pos Pengaduan SAPA129. Oleh petugas Posko, peserta juga diinfokan untuk bisa melaporkan kekerasan ke hotline SAPA 129, yang dapat diakses melalui telepon 129 atau melalui WhatsApp di nomor 08111-129-129.
“Hari ini Tim Layanan SAPA129 juga membuka Pos Pengaduan SAPA129. Layanan pengaduan ini adalah bentuk tanggungjawab Kemen PPPA setelah memiliki tugas dan fungsi baru untuk bisa memberilan layanan rujukan. Harapan kami tidak hanya korban dan keluarga korban yang melapor. Kami harap ketika masyarakat melihat dan mendengar ada perempuan dan anak menjadi korban kekerasan, maka jangan ragu melapor. Ini adalah upaya kami untuk memberikan keadilan bagi korban dan memberikan efek jera bagi pelaku,” ujar Menteri PPPA.
Pada kesempatan ini juga diselenggarakan talkshow tentang kesehatan jantung mengingat satu dari empat perempuan di Indonesia meninggal karena penyakit jantung kardiovaskular ( sumber : Kementerian Kesehatan tahun 2019). Selain talkshow juga dilakuan pemberian kacamata gratis sejumlah 500 unit yang difasilitasi oleh Perhimpunan Perempuan Tionghoa Indonesia (PINTI). Selain itu juga dilakukan pemberian penghargaan kepada 5 (lima) Gender Champion, penyerahan bantuan spesifik kepada penyintas kekerasan perempuan dan anak yang sudah mendapatkan pendampingan dari UPTD PPA Provinsi Bali , pemberian bantuan spesifik perempuan dan anak, fashion show perempuan dari berbagai profesi, senam AWS3 , senam SAPA129 dan bazaar UMKM.***