(Foto: Kementerian ESDM RI)
Paris, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementerian ESDM RI, Menjadi pembicara kunci pada gelaran International Energy Agency (IEA) Summit: Global Summit on People-Centred Clean Energy Transitions, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan program dan kebijakan Pemerintah Indonesia dalam penyediaan energi bersih bagi masyarakat. Salah satu di antaranya adalah transformasi menuju clean cooking, dari kayu bakar ke minyak tanah, kemudian Liquefied Petroleum Gas (LPG), hingga kini sampai ke kompor induksi. Diseminasi informasi juga menjadi kunci keberhasilan implementasi transisi energi.
“Kesuksesan implementasi transisi energi membutuhkan partisipasi aktif dari pemangku kepentingan, termasuk publik. Di Indonesia, people-centered clean energy transition dicapai melalui diseminasi informasi terkait manfaat energi transisi. Pada sektor rumah tangga, program konversi LPG ke kompor induksi akan mengurangi biaya memasak hingga 24 persen dan meningkatkan efisiensi mencapai 40%. Kompor induksi juga lebih praktis untuk dipindah-pindah,” terang Arifin di markas IEA Paris, Perancis, Jumat (25/4) waktu setempat.
Selanjutnya, pada sektor industri dan komersial, pengelolaan energi dan efisiensi peralatan yang digunakan akan bermanfaat untuk mengurangi sekitar 20% konsumsi energi. Kemudian pada sektor transportasi, konversi kendaraan bermesin pembakaran internal ke kendaraan listrik, akan menghemat biaya bahan bakar sekitar 50% serta mengurangi biaya pemeliharaan.
“Untuk mendukung percepatan implementasi program EV, Pemerintah Indonesia memberikan insentif, infrastruktur, dan pengembangan ekosistem,” imbuhnya.
Baca Juga: Sekjen ESDM Dorong PEM Akamigas Kembangkan Program Konversi Motor Listrik
Pemerintah juga membuka peluang bagi masyarakat dalam transisi dari ekonomi berbasis fosil melalui pemanfaatan bekas lahan tambang menjadi sumber energi lain (energy back to energy), seperti perkebunan biomassa atau lokasi PLTS, sehingga masyarakat terus mendapatkan manfaat dari bekas lahan tambang.
“Selain itu, Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk menanam pohon mangrove yang memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dalam jumlah besar, sampai 50 ton CO2 perhektare setiap tahunnya. Pasar karbon akan menciptakan peluang finansial bagi masyarakat, sembari mereduksi emisi,” tambah Arifin.
Kementerian ESDM juga membangun landasan kesadaran mengenai transisi energi ramah lingkungan melalui program edukasi, seperti PATRIOT Energi dan GERILYA Academy.
“Kunci kesuksesan dalam menarik partisipasi masyarakat dalam transisi energi adalah diseminasi manfaat transisi energi yang well-informed, penciptaan peluang bisnis, dan kesadaran yang diperoleh melalui pendidikan sejak dini, di mana pengetahuan adalah landasan untuk berpartisipasi,” pungkasnya.***