Poli Risti KKHI Makkah membuka layanan perdana di sektor 9, yang berlokasi di Hotel Manazil Al Hour 2. (Foto: Kemenkes RI)
Makkah, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkes RI, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah memulai operasional Poli Risti di sektor-sektor secara bergiliran setiap hari pada Rabu (29/5). Operasional di sektor-sektor ini merupakan upaya KKHI Makkah untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada jemaah haji.
Layanan yang disebut “Mendekatkan layanan KKHI ke jemaah” merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh KKHI Makkah. Dengan membuka Poli Risti di sektor-sektor, jemaah risiko tinggi atau risti tidak perlu lagi melakukan perjalanan jauh ke KKHI.
Menurut Kepala KKHI Makkah, dr. Enny, ini merupakan kegiatan perdana layanan Poli Risti dengan mendatangi seluruh sektor secara bergantian untuk melakukan deteksi dini terhadap jemaah yang memiliki risiko tinggi. Poli Risti KKHI Makkah membuka layanan perdana di sektor 9, yang berlokasi di Hotel Manazil Al Hour 2.
Menurut dr. Enny, sebelum jemaah datang ke Poli Risti, Tenaga Kesehatan Haji (TKH) diminta untuk melakukan skrining jemaah dengan risiko tinggi (risti) untuk menentukan apakah risikonya termasuk ringan, sedang, atau berat. Skrining ini didasarkan pada usia dan penyakit penyerta yang dimiliki jemaah sebelum berangkat, seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit lainnya.
Setelah itu, TKH melakukan pemeriksaan awal, termasuk tanda-tanda vital dan kondisi fisik terkini pasien. Dari hasil skrining, jemaah dengan kategori risiko tinggi akan diperiksa oleh dokter kloter untuk menentukan apakah pasien layak atau tidak layak dibawa ke Poli Risti.
Baca Juga: Kemenkes Perkuat Layanan Kesehatan RSUD Ainun Gorontalo
Dengan skrining ulang jemaah risiko tinggi dan penyakit penyerta, diharapkan jemaah tetap dalam kondisi istitha’ah atau mampu untuk melaksanakan ibadah haji. Jemaah yang hasil pemeriksaannya baik akan direkomendasikan untuk bisa melaksanakan ibadah haji.
Jika hasilnya kurang baik dan ada keluhan, jemaah akan dirujuk ke KKHI untuk dievaluasi kembali. Apabila kondisi kesehatan jemaah masih terkendali, TKH akan tetap memantau dan memberikan pendampingan pada saat Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
“Jika jemaah ternyata memiliki komorbid dan terkendali, tetapi karena lansia sehingga kemampuan aktivitas sehari-harinya memerlukan bantuan, maka jemaah dapat direkomendasikan untuk safari wukuf lansia,” ujar dr. Enny lebih lanjut.
Kepala KKHI menyatakan, tim yang bertugas di Poli Risti ini adalah tim jaga yang terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis paru, spesialis kedokteran jiwa, spesialis saraf, atau spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik. Komposisinya tergantung shift jaga di KKHI. Minimal, setiap Poli Risti terdapat 3 dokter spesialis.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah Nurul Jamal mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 23 jemaah haji yang diperiksa di Poli Risti pertama ini dan semuanya dalam kondisi baik. Mereka hanya memerlukan rawat jalan dan terapi obat.
Baca Juga: Kemenkes Luncurkan Sertifikat dan Notifikasi Imunisasi Digital di Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2024
Nurul mengimbau jemaah haji untuk membatasi aktivitas agar tidak kelelahan, minum air putih secara teratur untuk menghindari dehidrasi, dan menambahkan oralit jika membutuhkan. Jemaah juga diimbau untuk segera menghubungi petugas kesehatan jika memerlukan penanganan kesehatan.***