Menkes Budi Gunadi Sadikin pada acara pembukaan Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan Teknologi Virologi dan Vaksin Batch ke-3 diselenggarakan di Jakarta. (Foto: Kemenkes RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkes RI, Indonesia kembali menjadi tuan rumah Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan bidang Virologi dan Teknologi Vaksin. Program ini ditujukan bagi para peneliti dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Islam (OKI) yang ingin mempelajari teknologi pembuatan vaksin.
Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah program fellowship ini merupakan kali ketiga, setelah kesuksesan penyelenggaraan gelombang pertama dan kedua pada 2022 dan 2023.
Program fellowship batch 3 akan berlangsung selama 1 bulan, mulai 1 Juli hingga 29 Juli 2024, di dua kota, yaitu Jakarta dan Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 12 peserta dari 9 negara anggota OKI yang mengikuti program ini, yaitu Indonesia, Kamerun, Kazakhstan, Malaysia, Mesir, Pakistan, Somalia, Tanzania, dan Uganda.
Acara pembukaan (opening ceremony) Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan Teknologi Virologi dan Vaksin Batch ke-3 diselenggarakan di Jakarta, Senin (1/7). Acara ini berlangsung bersamaan dengan Workshop Vaksin dan Virologi yang terbuka untuk diikuti secara daring oleh seluruh peneliti dan masyarakat umum di negara-negara anggota OKI. Opening ceremony turut dihadiri oleh para Duta Besar dan perwakilan kedutaan negara OKI di Jakarta.
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program fellowship ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan OKI yang bertujuan meningkatkan kapasitas para peneliti negara anggota OKI dalam teknologi pembuatan vaksin.
Baca Juga: Kemenkes Butuh Talenta Cerdas Kreatif untuk Lanjutkan Transformasi Kesehatan
“Saya mendukung inisiatif Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan negara Islam dalam hal vaksin, karena selama ini penelitian, pengembangan dan manufaktur banyak dilakukan di bumi bagian utara, saatnya kita perluas ke bumi bagian selatan,” kata Menkes Budi.
Menkes Budi menjelaskan, perluasan penelitian dan manufaktur vaksin dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin global. Hal ini penting mengingat pengalaman pandemi COVID-19 yang menunjukkan bahwa banyak negara berkembang kesulitan mendapatkan akses vaksin dibandingkan negara-negara maju.
“Selamat atas inisiatif ini. Saya berharap kalau pandemi datang, semua orang di dunia ini, apapun latar belakangnya, apapun agamanya dan dimana pun tempat tinggalnya, mereka punya akses terhadap vaksin demi menyelamatkan nyawanya,” harap Menkes Budi.
Program fellowship ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Standing Committee for Scientific and Technological Cooperation (COMSTECH), PT Bio Farma, dan Universitas Padjadjaran selaku Center of Excellence (CoE) on Vaccine and Biotechnology Products atau pusat riset vaksin OKI.
Rangkaian program fellowship batch 3 akan berlangsung selama 29 hari, diawali dengan acara pembukaan dan kegiatan Workshop Vaksin dan Virologi.
Baca Juga: Wamenkes Prof. Dante Apresiasi Puskesmas Tambelan Sampit
Selanjutnya, para peserta program fellowship akan mengunjungi 2 industri farmasi di Jakarta, yaitu PT Etana Biotechnologies Indonesia dan Kalbe Business Innovation Centre, serta melakukan kunjungan ke laboratorium BRIN.
Para peserta juga akan mengikuti pelatihan di laboratorium PT Bio Farma dan Laboratorium Sentral UNPAD Bandung dan Jatinangor. Pelatihan di masing-masing laboratorium akan berlangsung selama 10 hari.
Seluruh rangkaian agenda program fellowship ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk belajar dan berbagi pengetahuan mengenai riset dan produksi vaksin. Tujuan utama program ini untuk meningkatkan kapasitas para peneliti di bidang virologi dan teknologi vaksin, khususnya di negara-negara anggota OKI.***