Menkes Ingin Rumah Sakit IKN Miliki Sentuhan Arsitektur yang Ikonik

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat meninjau langsung pembangunan Rumah Sakit IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. (Foto: Kemenkes RI)

Balikpapan, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkes RI, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan peninjauan langsung terhadap kemajuan pembangunan Rumah Sakit Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Kamis (11/7).

Dalam kunjungan tersebut, Menkes Budi, yang didampingi oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya, meninjau langsung kemajuan pembangunan Rumah Sakit IKN yang telah mencapai sekitar 50% lebih sejak peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Desember 2023 lalu.

Menkes Budi juga didampingi oleh arsitek Rumah Sakit IKN Andra Matin dan seniman kontemporer dan pematung Sunaryo. Menkes Budi berharap keberadaan seniman pematung Sunaryo dapat memberikan sentuhan keindahan nusantara pada arsitektur rumah sakit IKN.

“Kalau bisa, beliau (Pak Sunaryo) bisa bangun satu patung yang bisa menggambarkan keindahan alam nusantara,” ujar Menkes Budi.

Menkes Budi menjelaskan, dia ingin Rumah Sakit IKN tidak hanya dipandang sebagai tempat orang sakit, tetapi juga sebagai ikon bahwa rumah sakit yang sedang dibangun adalah rumah sakit Ibu Kota Nusantara.

Baca Juga: Kemenkes Harus Sosialisasi Komprehensif Wacana Impor Dokter Asing, Komisi IX Siap Dengar Aspirasi

“Ini juga agar rumah sakit ini tidak hanya dilihat sebagai rumah sakit, tapi sebagai ikon sehingga semua orang kalau datang ke sini ingat kalau ini rumah sakit nusantara.”

Mengenai konsep bangunan Rumah Sakit IKN, Andra Matin selaku arsitek utama Rumah Sakit IKN menyatakan, Rumah Sakit IKN dirancang sebagai rumah sakit yang membumi dan memiliki keselarasan dengan konsep nusantara.

“Jadi, rumah sakit ini saya ingin bangun blend dengan lingkungannya. Jadi, bangunannya menggunakan warna yang down to earth bukan warna yang teriak-teriak. Kemudian, kami juga menggunakan fasad yang blend dengan arsitektur nusantara,” ujar arsitek Andra Matin.

Selain dari segi estetika, arsitek Andra Matin juga memperhatikan segi fungsional bangunan Rumah Sakit IKN yang dirancangnya. Aspek fungsional yang menjadi perhatian di antaranya menyediakan sirkulasi udara dan cahaya bagi penghuni bangunan agar Rumah Sakit IKN menjadi bangunan hemat energi.

“Bangunan ini juga dirancang supaya lebih hemat energi, yaitu bangunannya tidak dibuat satu building, tapi dipecah menjadi dua. Di tengahnya, ada taman sehingga ada cross ventilasi. Ada cahaya yang bisa masuk,” kata arsitek Andra Matin.

Baca Juga: Perkuat Upaya Promotif Kesehatan, Kemenkes Jalin Kerja Sama dengan Global Health Strategies

Lebih lanjut mengenai instalasi patung atau ikon yang akan ditempatkan di halaman depan rumah sakit, Sunaryo menjelaskan, patung tersebut berfungsi sebagai penyeimbang fasad bangunan. Kehadiran patung ini bertujuan agar rumah sakit tidak hanya dilihat sebagai bangunan biasa, tetapi juga memberikan kesan artistik dan unik bagi para pengunjungnya.

“Patung di sini bukan hanya untuk menjadi estetika taman, tetapi nanti menjadi semacam keseimbangan dengan bangunan itu sendiri,” ujar Seniman Sunaryo.

Sunaryo menambahkan, dengan ketinggian sekitar sepuluh lantai, kemungkinan tinggi instalasi patung di halaman depan Rumah Sakit IKN ini akan berkisar antara 10-12 meter. Hal ini dimaksudkan agar dari kejauhan, orang-orang sudah dapat melihat dan mengenali bahwa bangunan yang mereka lihat adalah Rumah Sakit IKN.

Menutup kunjungannya, Menkes Budi menyampaikan harapannya agar keindahan arsitektur Rumah Sakit IKN ini dapat dinikmati melalui instalasi patung yang akan dibangun oleh seniman Sunaryo, baik oleh mereka yang hanya lewat maupun yang berkunjung ke rumah sakit.

“Patung ini dapat menyatu dengan lingkungan dan gedungnya. Tidak hanya dapat dinikmati oleh orang yang ada di rumah sakit, tetapi juga oleh orang-orang di sekitarnya,” pungkas Menkes Budi.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *