Wamendes PDTT, Paiman Raharjo saat menutup Rakornas Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. (Foto: Kemendes PDTT RI)
Wamena, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemendes PDTT RI, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Paiman Raharjo mengatakan penguatan ekonomi lokal dan peningkatan SDM Desa menjadi langkah strategis mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah dari ketertinggalan.
Hal itu disampaikan Wamen Paiman Raharjo saat menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (18/7/2024).
“Perlu langkah strategis untuk mendukung RPJMN 2025-2029 yang mengarah pada pemenuhan dan peningkatan akses layanan dasar, penguatan ekonomi lokal dan inovasi, serta pemerataan penyediaan infrastruktur dasar khususnya di wilayah Papua,” ujar Wamen Paiman.
Lebih lanjut, Wamen Paiman mengajak seluruh pihak terkait agar Rakornas itu menjadi refleksi bersama atas RPJMN 2019-2024 dalam memajukan daerah tertinggal, khususnya di tanah Papua secara keseluruhan.
Baca Juga: Kemendes PDTT: Dana Desa Pemenang TTGN Bakal Bertambah
Wamen Paiman juga mengajak agar hasil Rakornas tersebut dapat menciptakan ekonomi inklusif, sehingga dapat memberi akses dan kesempatan yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat secara berkeadilan. Serta meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah khususnya di Indonesia Timur.
“Pada akhir periode RPJMN 2020-2024 ini, kita perlu melakukan refleksi, utamanya atas target 25 daerah tertinggal entas dan sebagai bagian dari upaya penyusunan RPJMN 2025-2029 yang lebih inklusif dan afirmatif,” beber Wamen Paiman.
Wamen Paiman berharap, pembangunan ekonomi inklusif di Papua tersebut juga melibatkan tokoh adat dan masyarakat setempat. Hal itu dinilai mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, memperkecil ketimpangan distribusi pendapatan, sehingga dapat memperkecil ketimpangan pembangunan antar wilayah.
Dengan demikian, menurunkan kemiskinan akan lebih mudah, serta dapat menyerap banyak tenaga kerja dengan berfokus pada perluasan skala ekonomi, dan perluasan akses terhadap aset perekonomian.
Baca Juga: Gus Halim Ajak Tokoh Adat Terlibat Dalam Pengentasan Daerah Tertinggal
“Setiap kabupaten di wilayah Papua memiliki potensi kekayaan alam dan adat istiadat yang berbeda sehingga memerlukan pendekatan yang lebih spesifik. Dan perlu melibatkan masyarakat adat dalam setiap upaya pembangunan,” pungkas Wamen Paiman.***