ASEAN, PIF, dan IORA Pererat Hubungan Kerja Sama Regional

Forum dialog ASEAN-IORA dan ASEAN-PIF dengan tema “Implementing Collective Commitment to Establish Cooperation” berlangsung di ASEAN Headquarters, Jakarta. (Foto: Kemenlu RI)

​Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenlu RI, Forum dialog ASEAN-IORA dan ASEAN-PIF dengan tema “Implementing Collective Commitment to Establish Cooperation” berlangsung di ASEAN Headquarters, Jakarta (19/9). Acara satu hari ini bertujuan untuk menjajaki dan memajukan proyek konkret sesuai dengan sektor kerja sama yang tercantum dalam Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara ASEAN dengan Indian Ocean Rim Association (IORA) dan ASEAN dengan Pacific Islands Forum (PIF), yang telah ditandatangani di Jakarta pada 4 September 2023.

Melalui MoU tersebut, ASEAN, IORA, dan PIF berkomitmen untuk mempromosikan kerja sama di beberapa bidang utama, termasuk kerja sama maritim, konektivitas, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, ekonomi biru, people-to-people exchanges, pengurangan risiko bencana dan bantuan kemanusiaan, serta ekonomi digital dan hijau.

Dalam sambutan pembukaannya, Sidharto Reza Suryodipuro, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN di Kementerian Luar Negeri Indonesia, menekankan bahwa penandatanganan MoU tahun lalu telah memberikan fondasi yang kuat bagi ASEAN, PIF, dan IORA untuk memajukan kerja sama regional. Mengingat wilayah-wilayah ini terhubung secara geografis dan menghadapi tantangan serupa, kerja sama dalam inisiatif ekonomi maritim dan biru menjadi semakin penting. Beliau juga menyoroti perlunya fokus pada ekonomi digital dan hijau, pembangunan berkelanjutan, serta penciptaan lapangan kerja di tengah perubahan geopolitik yang cepat dan perubahan ekonomi global. Penguatan people-to-people exchanges, tambahnya, sama pentingnya untuk memperdalam ikatan antar-komunitas dan memberikan dampak jangka panjang pada kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Terdiri dari 47 negara dan sekitar 4 miliar penduduk, kawasan ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Dengan memprioritaskan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan solidaritas di antara negara-negara berkembang di Indo-Pasifik, kita dapat menempatkan diri untuk mencapai kemajuan nyata dalam lingkungan global yang semakin kompleks,” ujar Sidharto Reza Suryodipuro.

Baca Juga: Menlu Retno Resmikan ‘Indonesia House Amsterdam’, Pusat Promosi Indonesia Terbesar dan Terlengkap di Eropa

Nararya Soeprapto, Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Urusan Komunitas dan Korporasi, dalam sambutannya, menekankan pentingnya dialog ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara ASEAN-PIF dan ASEAN-IORA. Dia menegaskan bahwa Sekretariat ASEAN siap mendukung upaya menerjemahkan MoU tersebut menjadi proyek-proyek yang praktis, layak, dan nyata yang memberikan bermanfaat bagi masyarakat di kawasan.

Lebih lanjut, ASEAN dan PIF menghadapi tantangan serupa dalam konteks yang unik. Penandatanganan MoU antara ASEAN dan PIF pada 2023 merupakan langkah penting dalam menghadapi isu-isu regional bersama, seperti SDGs 2030, people-to-people exchanges, pengurangan risiko bencana, dan bantuan kemanusiaan, tambah Esala Nayasi, Deputi Sekretaris Jenderal untuk Kebijakan Strategis dan Pemrograman PIF dalam sambutannya. Dia juga menyatakan optimisme mengenai pengembangan lebih lanjut kerangka kerja sama yang saling menguntungkan.

Demikian pula, Ms. Amanda Aspden, Direktur IORA, menekankan bahwa baik ASEAN maupun IORA memiliki pandangan masing-masing terhadap Indo-Pasifik. Dia menjelaskan bahwa dialog ini menawarkan peluang penting bagi kedua organisasi untuk mengembangkan kemitraan strategis dalam mengatasi tantangan bersama, khususnya di bidang-bidang yang diidentifikasi dalam MoU. Dia menegaskan bahwa dialog hari ini membuka pintu untuk keterlibatan dan kerja sama yang lebih erat guna membangun kawasan yang damai, aman, stabil, inklusif, dan berkelanjutan.

Selama sesi diskusi, para pembicara dan peserta dari ASEAN, PIF, dan IORA berbagi perspektif tentang pelaksanaan kerja sama di bidang-bidang yang telah diidentifikasi, mengeksplorasi proyek konkrit yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan konektivitas di kawasan. Beberapa proyek “quick win” turut diusulkan, termasuk antara lain berbagi praktik dan pengalaman terbaik serta inisiatif pengembangan kapasitas di bidang ekonomi biru dan hijau, ekonomi digital, pengurangan risiko bencana, dan konektivitas.

Baca Juga: Pertemuan Bilateral Antara Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dan Republik Rakyat Demokratik Korea

ASEAN Hall dipenuhi oleh peserta yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk badan-badan sektor ASEAN, akademisi, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga pemerintah. Entitas ASEAN, think-tanks, dan organisasi non-pemerintah juga turut hadir memberikan gagasan. Dialog yang berjalan interaktif, menjadi platform bagi peserta dari berbagai latar belakang untuk berbagi wawasan dan keahlian mereka. Keberagaman perspektif ini memperkaya diskusi secara signifikan, menciptakan suasana kolaboratif dan menghasilkan usulan kegiatan projek yang dapat ditindaklanjuti.​***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *