Gotong Royong Kunci Transformasi dan Pemulihan Pembelajaran

Kemendikbudristek menyelenggarakan gelar wicara dengan tajuk Gotong Royong dalam Pemulihan Pembelajaran. (Foto: Kemendikbudristek RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemendikbudristek RI, Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan gelar wicara dengan tajuk Gotong Royong dalam Pemulihan Pembelajaran. Gelar wicara yang sekaligus diselenggarakan dalam rangka penguatan literasi dan numerasi untuk mendukung terwujudnya transformasi pembelajaran pasca pandemi Covid-19 ini menghadirkan M. Ari Widowati (Head of Learning Environment Tanoto Foundation), Susi Sukaesih (Founder Sidina Community), Suparmin (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara), Budi Suhardiman (Kepala SMPN 6 Garut).

Semangat gotong royong yang telah menyatukan pendidik, orang tua, komunitas, pemerintah, dan sektor swasta dalam upaya menciptakan proses pembelajaran yang inklusif dan berkualitas. Melalui kolaborasi, inisiatif-inisiatif lokal telah berhasil menunjukkan berbagai pendekatan berbasis gotong royong yang mampu menghasilkan jalan keluar dalam mengatasi tantangan pendidikan pasca-pandemi.

Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), Baharudin, mengungkapkan bahwa gelar wicara ini sekaligus merupakan upaya untuk mengapresiasi semangat dan gotong-royong yang telah menyatukan pendidik, orang tua, komunitas, pemerintah, dan sektor swasta dalam upaya menciptakan proses pembelajaran yang inklusif dan berkualitas.

“Inisiatif-inisiatif lokal telah berhasil menunjukkan berbagai pendekatan berbasis semangat gotong royong yang mampu menghasilkan solusi kreatif dalam mengatasi tantangan pendidikan pasca-pandemi,” kata Baharudin.

Ia juga mengatakan, dari berbagai inisiatif tersebut bermunculan berbagai cerita praktik baik, yang harus dibagikan ke publik secara luas. “Praktik-praktik baik ini harus disebarkan agar semangat bergotong royong kita terus tumbuh,” pungkasnya.

Baca Juga: Kemendikbudristek Terbitkan Peraturan Menteri terkait Profesi, Karier, dan Penghasilan Dosen

Semua Harus Bergotong-royong

Pada sesi gelar wicara, Head of Learning Environment Tanoto Foundation, M. Ari Widowati, menyampaikan bahwa pendidikan merupakan alat untuk membangun produktivitas. Ia menambahkan, bahwa kalau tidak berpendidikan, tidak tahu literasi, dan tidak tahu numerasi, bagaimana dapat membangun negara. “Situasi saat ini sudah cukup darurat dan itu perlu keterlibatan dari berbagai pihak untuk bekerja sama untuk mengatasi ini,” ucapnya.

Ari mengungkapkan, bahwa salah satu kolaborasi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek bersama dengan Tanoto Foundation dalam meningkatkan literasi adalah mendukung program Buku Bacaan Bermutu. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dukungan yang diberikan oleh Tanoto Foundation ialah dengan menyediakan sejumlah 156 judul buku atau 76.752 buku yang disebarkan oleh Kemendikbudristek di 12 kabupaten di Indonesia.

“Ini adalah salah satu bentuk bagaimana suatu sumber daya dapat saling melengkapi. Jadi dengan adanya kolaborasi maka terjadi juga knowledge sharing,” terang Ari.

Senada dengan Ari, Founder Sidina Community, Susi Sukaesih, mengatakan bahwa dalam memulihkan pembelajaran perlu kolaborasi yang sangat kuat terutama peran dari para orang tua. Melalui Sidina Community, ucap Susi, para orang tua dapat saling berbagi pengalaman praktik baik mendidik anaknya dalam pemulihan pembelajaran pasca pandemi Covid-19.

“Maka dari itu, Sidina Community terbentuk ketika pandemi karena para orang tua banyak yang bingung bagaimana mengajarkan anaknya. Jadi melalui Sidina Community, para orang tua dapat membekali dirinya dengan pendidikan kognitif untuk anak-anak mereka,” tutur Susi.

Baca Juga: UNICEF Puji Kinerja Mendikbudristek dalam Mengubah Sistem Pendidikan di Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Suparmin, menyampaikan bahwa upaya memperkuat literasi dan numerasi sejak dini merupakan langkah krusial dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia yang berkualitas. Ia meyakini bahwa literasi berperan sebagai pondasi yang kuat untuk membangun bangsa yang maju dan berdaya saing.

Suparmin menjelaskan, bahwa Kabupaten Bulungan memiliki keragaman geografis yang cukup signifikan. Untuk mengatasi tantangan tersebut dan menjaga semangat para guru, ia menginisiasi revitalisasi Kelompok Kerja Guru (KKG). Sejak tahun 2017, sebanyak 26 KKG telah diaktifkan kembali dengan fokus pada peningkatan literasi dan numerasi. Suparmin berharap melalui KKG, para guru dapat saling berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Selanjutnya, Kepala SMPN 6 Garut, Jawa Barat, Budi Suhardiman, menekankan pentingnya literasi dalam dunia pendidikan. Ia menyampaikan bahwa di setiap tempat tugasnya, ia selalu berkomitmen untuk menggagas gerakan literasi. Inisiatif ini, menurut Budi, sangat relevan dalam upaya memulihkan proses pembelajaran siswa yang terdampak pandemi Covid-19.

“Mengapa literasi? Karena literasi terutama literasi baca tulis merupakan fondasi atau basis untuk mengembangkan literasi-literasi berikutnya. Lalu, literasi yang dilakukan di sekolah itu akan berdampak kepada literasi secara nasional. Karena sekolah merupakan garda terdepan pendidikan kita. Sistem pendidikan kita garda terdepan adalah sekolah dan yang paling depan lagi adalah guru,” imbuh Budi.

Budi turut menyampaikan salah satu praktik baik yang dilakukan oleh SMPN 6 Garut, Jawa Barat, ialah menumbuhkan pembiasaan membaca bersama. “Saya sebagai kepala sekolah, mengajak para guru untuk belajar mereview buku dan mengajak mereka menulis. Alhamdulillah sudah ada karyanya. Untuk para siswa, saya mengajak mereka untuk menyusun majalah dan menerbitkannya. Oleh karena itu, budaya belajar, budaya membaca tumbuh dengan baik, dan layanan pembelajaran juga sudah mulai tumbuh dengan baik di SMPN 6 Garut,” ungkap Budi dengan bangga.

Baca Juga: Kata Para Tokoh dan Pelaku Budaya Soal Reimajinasi Museum Nasional Indonesia

Lebih lanjut, Budi mengungkapkan kebanggaannya atas peningkatan signifikan nilai literasi dan numerasi dalam Rapor Pendidikan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Menurutnya, peningkatan ini merupakan bukti nyata bahwa upaya kolaboratif yang dilakukan bersama rekan-rekannya di SMPN 6 Garut telah berhasil menciptakan perubahan positif dalam budaya belajar.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *