Pada peresmian Gedung IMC, Sekjen Kemenperin bersama perwakilan tiga industri melakukan penandatanganan MoU tentang Kerja Sama Pengembangan Industri Melalui IMC Purwakarta. (Foto: Kemenperin RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenperin RI, Kementerian Perindustrian telah menginisiasi pembangunan Pusat Manufaktur Indonesia atau Indonesia Manufacturing Center (IMC) di Plered, Purwakarta, Jawa Barat. Gedung terintegrasi ini akan mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing industri manufaktur di Indonesia, dengan mengusung konsep machine making machine (3M).
“Sebab, salah satu kunci dalam upaya pembangunan industri adalah kemampuan untuk menguasai dan membuat mesin produksi sesuai kebutuhan industri saat ini. IMC ini dipersiapkan oleh Kemenperin, yang tentunya perlu kerja sama, sinergi, dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko SA Cahyanto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/10).
Oleh karena itu, Kemenperin aktif mengajak seluruh pihak yang berkepentingan dan mempunyai kompetensi dalam rangka membangun dan menciptakan mesin-mesin produksi yang dibutuhkan sektor industri untuk bisa berkolaborasi di IMC.
“Jadi, misalnya kami mengundang pelaku industri, karena mereka bisa menjadi integrator dalam membuat mesin-mesin produksi. Saat ini, ada tiga perusahaan yang sudah menjalin kerja sama dengan kami untuk memulai operasionalisasi di IMC ini,” paparnya.
Pada peresmian Gedung IMC pada Senin (14/10) kemarin, Sekjen Kemenperin bersama perwakilan tiga industri melakukan penandatanganan MoU tentang Kerja Sama Pengembangan Industri Melalui Pusat Manufaktur Indonesia (Indonesia Manufacturing Center) Purwakarta. Ketiga perusahaan itu adalah PT Astra Otoparts Tbk, PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI), dan PT. Poly Jaya Medikal.
Baca Juga: Wujudkan Program Machine Making Machine, Menperin Resmikan Gedung IMC
Adapun ruang lingkup kerja sama ini, antara lain pengembangan inovasi dan produk baru, pengembangan talenta manufaktur, pengembangan teknologi manufaktur, pengembangan jejaring kerja sama dan komunikasi, serta bentuk kerja sama dan koordinasi lain sesuai dengan kewenangan masing-masing pihak.
“Selanjutnya, kami akan juga mengajak dari pihak perguruan tinggi dan para ahli asosiasi, untuk bersama-sama mengembangkan IMC ini. Jadi, sangat urgent kita butuhkan. Apalagi, kami sudah punya beberapa balai yang bisa memproduksi komponen-komponen, dan di IMC ini saatnya kita bisa memproduksi mesin-mesin produksi,” imbuhnya.
Kemenperin optimistis, operasional IMC ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap mesin-mesin yang berasal dari luar negeri. “Oleh karena itu, kita punya kebijakan untuk mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri dari produk-produk industri yang kita hasilkan. Nah, peran IMC ini menjadi salah satu kuncinya untuk mencapai sasaran tersebut,” tegasnya.
Eko juga berharap, dari inovasi yang akan diciptakan oleh IMC ini, mesin-mesin yang dihasilkan dapat diproduksi secara massal oleh industri. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik atau ekspor. “Karena pada akhirnya nanti, ketika mesin-mesin itu diproduksi secara komersial, yang berinvestasi di sini tidak hanya pemerintah, tetapi juga dari teman-teman pelaku industri,” tandasnya.
Pembangunan IMC ini dilakukan secara multi years dari tahun 2022 sampai 2024. Tahapan pembangunan IMC dimulai dengan ground breaking pada tanggal 5 Desember 2022, kemudian topping off pada tanggal 18 September 2023 dan dinyatakan selesai 100 persen pada tanggal 16 Agustus 2024.
Baca Juga: Menperin Luncurkan 16 Peraturan Standardisasi Wajib Produk Industri
Pembangunan tahap pertama IMC ini mencakup lahan seluas 23.190 m2. Bangunan IMC terdiri dari gedung utama dengan enam lantai, workshop dan teaching factory di tiga lantai yang dilengkapi dengan asrama berkapasitas 14 kamar yang dapat menampung hingga 42 orang, masjid, ruang utilitas, ruang limbah, dan TPS.***