Tinjau Bendung Karangtalun, Menteri Dody Optimalkan Infrastruktur Irigasi untuk Dukung Ketahanan Pangan

Menteri PU Dody Hanggodo saat meninjau Daerah Irigasi Karangtalun di Magelang. (Foto: Kementerian PU RI)

Magelang, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementerian PU RI, Guna meningkatkan produktivitas pertanian di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta, Kementerian Pekerjaan Umum telah menyelesaikan  rehabilitasi jaringan irigasi DI Karangtalun di Magelang, Jawa Tengah. Selesainya rehabilitasi jaringan irigasi ini akan meningkatkan keandalan air irigasi sekaligus upaya mendukung Asta Cita program swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Fungsi utama bendung ini adalah untuk ketahanan pangan. Kita akan optimalkan fungsi infrastruktur irigasi yang sudah kita punya,” kata Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo saat meninjau Daerah Irigasi Karangtalun di Magelang, Sabtu (16/11/2024).

Pada kesempatan tersebut, Menteri Dody juga sempat berinteraksi dengan para petani penerima manfaat dan menerima aspirasi para petani untuk terus meningkatkan layanan air irigasi DI Karangtalun.

Rehabilitasi DI Karangtalun mulai dikerjakan sejak 2021 dan selesai pada 2024 dengan biaya Rp174,4 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk rehabilitasi kolam olak bendung, saluran primer 38 km, saluran sekunder 40 km, saluran tersier, drainase, bangunan irigasi, jalan inspeksi dan lansekap bendung.

Baca Juga: Wamen PU: Pembangunan Bendungan yang Merata Penting untuk Dukung Swasembada Pangan, Energi, dan Air

Direktur Jenderal Sumber Daya Kementerian PUPR Air Bob Arthur Lombogia mengatakan dengan selesainya pekerjaan rehabilitasi DI Karangtalun akan memberikan manfaat layanan irigasi layanan irigasi seluas 5.159 Ha di 3 Kabupaten, yakni Magelang, Sleman, dan Bantul.

“Dengan rehabilitasi jaringan irigasi Karangtalun diharapkan akan memberikan manfaat melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari semula 230% menjadi 280%, sehingga berdampak positif pada peningkatan produksi padi dan palawija dari semula 68.585 ton menjadi 80.740 ton. Adapun produksi padi dan palawija rata-rata sebesar 9 ton GKP/hektare,” kata Dirjen Bob Arthur.

Turut mendampingi Menteri Dody, Staf Ahli Menteri PU Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan. Endra S. Atmawidjaja dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Gatut Bayuadji.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *