Menkomdigi RI, Meutya Hafid, dalam pertemuan strategis dengan Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia. (Foto: Kementerian Komdigi RI)
Jakarta Pusat, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementerian Komdigi RI, Indonesia sudah saatnya beralih fokus dari hanya menjadi konsumen data (data consumption) menjadi produsen data (data production) yang mandiri. Hal ini menjadi pembahasan utama antara Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, dengan Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) dalam pertemuan strategis untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia.
Menkomdigi Meutya Hafid menyoroti pentingnya pengembangan Digital Public Infrastructure (DPI) dan Inclusive Financial Systems (IFS) sebagai elemen utama untuk membangun ekosistem digital yang inklusif, aman, dan memberdayakan. “Pemanfaatan data milik sendiri untuk inovasi, pengembangan teknologi, dan pengambilan keputusan strategis adalah kunci kemandirian digital Indonesia. Kolaborasi ini menjadi langkah besar untuk mewujudkannya,” ujarnya.
“Kemitraan ini sejalan dengan visi kami untuk mempercepat digitalisasi nasional melalui penguatan infrastruktur digital, peningkatan inklusi keuangan, dan literasi digital bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tambah Meutya Hafid.
Pada pertemuan tersebut, Menkomdigi memaparkan langkah-langkah konkret yang telah dan akan diambil oleh pemerintah Indonesia, salah satunya melalui peningkatan literasi digital. Ia menegaskan pentingnya edukasi digital untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait keamanan data, pemanfaatan teknologi secara produktif, dan pengelolaan keuangan digital.
Perwakilan BMGF, Brooke Patterson dan Kanwaljit Singh, menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif Indonesia. Mereka menawarkan bantuan teknis untuk mengembangkan DPI yang efisien, aman, dan terintegrasi, serta berbagi praktik terbaik dari berbagai negara. “Kami percaya, kemajuan Indonesia dalam digitalisasi dapat menjadi model global untuk tata kelola data yang inklusif dan aman,” ungkap Kanwaljit Singh.
Baca Juga: Menkomdigi: Media Berperan Vital dalam Mengawal Demokrasi dan Program Pemerintah
BMGF juga menyoroti pentingnya tata kelola data berbasis persetujuan (consent-based governance), yang memberdayakan warga sebagai pemilik data mereka sendiri.
Menutup pertemuan, Menkomdigi Meutya Hafid menegaskan bahwa pemerintah Indonesia akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan transformasi digital yang inklusif, aman, dan memberdayakan.
“Kami terbuka untuk berbagai peluang kerja sama guna mewujudkan ekosistem digital yang memberdayakan masyarakat. Transformasi digital harus menjadi alat untuk memajukan kehidupan rakyat, memastikan tidak ada yang tertinggal, serta membangun kemandirian digital Indonesia melalui produksi dan pemanfaatan data secara optimal,” pungkas Meutya Hafid.
Dalam pertemuan ini Menkomdigi didampingi oleh Sekretaris Jenderal Mira Tayyiba, Staf Ahli Menteri Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya Raden Wijaya Kusumawardhana, serta Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Ichwan Makmur Nasution.
Turut hadir Indonesia Country Lead Bill & Melinda Gates Foundation Brooke Patterson, Country Director Tony Blair Institute Shuhaela Haqim, Senior Digital Development Specialist World Bank Jonathan Marskell.***