Surabaya, serayunusantara.com – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali melahirkan doktor berprestasi, yakni Dr Muhammad Ruswandi Djalal SST MT dari Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS.
Dr Muhammad Ruswandi Djalal SST MT adalah doktor yang diinyatakan lulus dalam sidang disertasi dan mampu menyelesaikan studi doktoralnya hanya dalam waktu 2,5 tahun. Selama masa studinya juga sukses mempublikasikan 29 penelitian yang mayoritas bereputasi internasional.
Ruswandi, sapaan akrabnya, menunjukkan dedikasi tinggi terhadap pengembangan ilmu, khususnya di bidang Sistem Tenaga Listrik (STL) di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel). Selama studinya, lelaki kelahiran 11 Maret 1990 ini terlibat dalam puluhan publikasi ilmiah, meliputi enam artikel di jurnal Quartile 1 (Q1) Scopus, Sembilan artikel di jurnal Q2, empat artikel di jurnal Q3, lima prosiding internasional, dan beberapa artikel di Sinta 4 dan Sinta 5.
Baca Juga: Pemkab Ponorogo Serius Tangani Kerusakan Insfrastruktur Akibat Banjir
Salah satu artikel penelitian Ruswandi yang terindeks Scopus Q1 dan memiliki dampak paling signifikan berfokus pada tantangan dari integrasi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sidrap dan Jeneponto, Sulawesi Selatan.
“PLTB ini menghasilkan output listrik yang tidak stabil dan fluktuatif, sehingga mengganggu kestabilan pasokan listrik di wilayah tersebut,” papar lelaki yang juga dosen di Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) tersebut.
Untuk mengatasi masalah ketidakstabilan ini, Ruswandi mengembangkan teknik pengontrolan optimal menggunakan metode Multi Band Power System Stabilizer (MBPSS). Teknik ini dirancang untuk menstabilkan pasokan listrik, meskipun terjadi perubahan yang signifikan dalam output dari sumber energi terbarukan.
“Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik di Sulbagsel,” ujar peraih predikat Cumlaude itu, di Surabaya, Jumat(10/01/2025). (kominfo Jatim)