Kasus DBD Meningkat, Kadinkes Jatim Imbau Masyarakat Masifkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di salah satu rumah warga. (Foto: Dinkes Jatim)

Surabaya, serayunusantara.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI mengimbau masyarakat untuk kembali memasifkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kini mulai merebak.

Bahkan, ia tegas mengimbau agar masyarakat bisa lebih waspada melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, minimal satu minggu sekali.

Bukan tanpa alasan, upaya pencegahan ini perlu dilakukan mengingat berdasarkan data Dinas Kesehatan Prov. Jatim terkait situasi DBD Jawa Timur per Desember 2024, telah terjadi peningkatan kasus DBD di awal maupun di akhir tahun. Tercatat, pada Semester I tahun 2024 jumlah kasus DBD mencapai 21.959 kasus dan pada Semester II sebesar 7.537 kasus.

“Jadi sudah harus kita antisipasi kenaikan kasus DBD mulai akhir tahun 2024 sampai dengan awal tahun 2025. Kasus DBD ini menyerang di semua kelompok umur, dewasa hingga anak-anak dengan tingkat kematian tertinggi terjadi pada anak,” ungkap Prof. Erwin, melalui siaran persnya, Sabtu (11/1/2025).

Untuk itu, ia menegaskan bahwa dengan mengaktifkan kembali gerakan PSN, harapannya peran serta dan pemberdayaan masyarakat untuk memberantas DBD bisa ditingkatkan.

Perannya bisa dengan melakukan pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk DBD yang jadi sumber penyebaran utama dengan melibatkan seluruh anggota keluarga.

Baca Juga: 22 Daerah di Jatim Telah Tetapkan Pemenang Pilkada, 16 Lainnya Tunggu Putusan MK

Prof. Erwin melanjutkan, kegiatan PSN dapat dilakukan dengan 3M Plus, yaitu pertama dengan menguras atau membersihkan tempat penampung air seperti bak mandi, vas bunga, tempat minum binatang peliharaan, tatakan dispenser. Yang kedua dengan menutup rapat Tempat Penampungan Air (TPA).

Kemudian Prof. Erwin mengingatkan kembali bahwa perilaku nyamuk aedes adalah menggigit di pagi dan sore hari. Akan tetapi dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini, sangat dimungkinkan terjadi perubahan waktu menggigitnya juga. Jadi kewaspadaan terhadap DBD harus ditingkatkan.

Di akhir, dirinya juga berpesan jika ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi yang mendadak, terus menerus, berlangsung 2-7 hari segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

“Ancaman terjadi syok dan perdarahan terkadang muncul pada hari ketiga s.d kelima saat demam sudah turun. Oleh karena itu, segera periksakan anggota keluarga yang memiliki gejala DBD. Semakin cepat pertolongan akan semakin baik. Terapi DBD yg terbaik saat ini adalah terapi cairan yang cukup dan monitoring ketat klinis dan laboratorium pasien di faskes,” pungkasnya. (kominfo jatim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *