Jakarta, serayunusantara.com – Banjir besar yang melanda Kota Bekasi sejak 3 Maret 2025 akibat hujan deras dan meluapnya Sungai Kali Bekasi telah memberikan dampak luas bagi masyarakat. Ketinggian air yang mencapai tiga meter di beberapa wilayah menyebabkan ribuan warga terpaksa mengungsi serta mengganggu layanan fasilitas kesehatan di daerah terdampak.
Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa hingga 6 Maret 2025 pukul 16.00 WIB, sebanyak 10 kejadian bencana alam telah dipantau. Total penduduk terdampak mencapai 666.915 jiwa, dengan jumlah pengungsi sebanyak 31.482 orang.
Dampak bencana juga mengakibatkan 13 korban meninggal dunia. Selain itu, layanan kesehatan di beberapa wilayah mengalami gangguan operasional, termasuk tiga rumah sakit dan empat puskesmas di Kabupaten Bekasi.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Agus Jamaludin, SKM, M.Kes mengatakan sebagai respons, Kementerian Kesehatan terus berupaya memastikan layanan kesehatan tetap berjalan bagi para korban bencana.
“Langkah-langkah yang dilakukan meliputi kaji cepat kesehatan di lokasi terdampak, pendirian pos kesehatan darurat, distribusi bantuan kesehatan, termasuk obat-obatan, PMT untuk ibu hamil dan balita serta penyemprotan insektisida sebagai upaya pencegahan berkembang biaknya nyamuk DBD,” ujar Agus.
Baca Juga: KPK dan Kemenkes RI Bahas Tata Kelola Tiga Sektor Ini
Distribusi bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) rencananya hari ini juga akan disalurkan sebanyak total 4,9 ton bantuan, masing-masing PMT untuk ibu hamil sebanyak 1.404 kg atau 1,4 ton dan PMT Balita sebanyak 3.504 kg atau 3,5 ton.
Program PMT ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mendukung kesehatan ibu dan anak, terutama dalam memenuhi kebutuhan gizi selama masa kehamilan dan periode emas pertumbuhan anak. (Serayu)