Kediri, serayunusantara.com – Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, menyatakan komitmennya dalam memastikan ketersediaan pupuk bagi petani tebu demi meningkatkan hasil panen di wilayahnya.
Langkah ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam Sarasehan Nasional bersama ribuan petani tebu di perkebunan Jengkol, Kecamatan Plosoklaten, Selasa (15/7/2025).
Dalam forum tersebut, Mentan menekankan pentingnya peningkatan produksi tebu di daerah sebagai upaya mewujudkan swasembada gula nasional. Pemerintah, katanya, siap mendukung petani dengan memastikan kebutuhan pupuk terpenuhi.
“Fokus utama pemerintah saat ini adalah mempercepat swasembada pangan, terutama untuk komoditas strategis seperti beras, jagung, dan gula. Untuk mencapainya, dibutuhkan kolaborasi antara petani, BUMN, dan pemerintah,” ujar Amran.
Pemerintah juga menyediakan dukungan pendanaan bagi petani melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga ringan 6 persen. Tak hanya itu, subsidi bibit serta jaminan Harga Pokok Petani (HPP) turut diberikan. “Kami sudah siapkan Rp200 miliar di tahap awal, dan menyusul Rp1,5 triliun untuk pembelian gula. Harapannya, ini bisa menjadi kebijakan permanen,” jelasnya.
Amran menyoroti pentingnya pembenahan regulasi pupuk bersubsidi. Ia mengungkapkan berbagai permasalahan seperti ketidakakuratan data petani dan penyimpangan dalam distribusi pupuk, harus segera diatasi. “Saya minta jajaran Direksi Pupuk Indonesia menyelesaikan ini dalam waktu dua minggu, maksimal satu bulan,” tegasnya.
Baca Juga: Diskominfo Kabupaten Kediri Bekali Siswa MTsN 1 Kediri Literasi Media Sosial
Mentan juga menegaskan bakal menindak tegas pengecer pupuk yang melakukan pelanggaran. “Jika ada yang menjual pupuk di atas harga ketentuan, izinnya langsung kami cabut. Kami ingin menjamin pupuk tetap tersedia dan terjangkau bagi petani,” katanya.
Sementara itu, Bupati Hanindhito atau akrab disapa Mas Dhito menyampaikan bahwa tebu merupakan komoditas andalan di Kabupaten Kediri. Luas lahan tebu di daerahnya tercatat 20.454 hektare pada 2024, dan ditargetkan meningkat menjadi 20.594 hektare pada 2025.
“Sebagai daerah penghasil tebu terbesar kedua di Jawa Timur, ketersediaan pupuk menjadi isu krusial yang harus segera ditangani. Saya akan rutin berkoordinasi dengan Pak Menteri,” ucapnya.
Mas Dhito menambahkan, produktivitas tebu di wilayahnya kini telah mencapai 108–109 ton per hektare, melebihi rata-rata nasional. Meski demikian, pihaknya menargetkan peningkatan hingga 110 ton per hektare demi mendukung program swasembada gula.
Acara tersebut turut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, jajaran Forkopimda, perwakilan PTPN, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), serta Kementerian Pertanian. (Serayu)