Jakarta, serayunusantara.com – Instruktur FIFA – AFC, M Basir pada kursus kepelatihan lisensi AFC Pro Diploma modul kelima, memberikan penjelasan dan harapannya, kepada para peserta kursus yang mengikuti kegiatan tersebut dari tanggal 19 Mei hingga 26 Mei 2023.
Kursus yang mengambil tempat teori di hotel Kimaya dan praktek di lapangan A, Senayan, Jakarta juga dibantu oleh Asisten Instruktur Yeyen Tumena dan Mundari Karya.
“Modul kelima ini kami fokus pada penilaian, ada ujian juga, dimana para pelatih juga bisa belajar, jadi tidak hanya mengenai ujian. Jadi ada peluang juga disitu. Kami berharap ada perkembangan disana, berdasarkan masukan yang nantinya kita sediakan,” bukanya saat sesi praktek di lapangan A, Senayan, Kamis (25/5).
Dia menilai para pelatih ini memiliki potensi, “Saya kira potensi itu selalu ada untuk sepakbola Indonesia dan pelatihnya. Ada bakat alami. PSSI telah melakukan banyak hal penting untuk pengembangan pelatihnya, dan pelatih mencari peluang untuk belajar sendiri, namun kendala bahasa mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi mereka,” katanya.
“Tetapi pembelajaran diri itu sangat penting disini. Kalau hanya mengandalkan kursus, saya rasa tidak akan terjadi. Mereka harus mengembangkan diri sendiri. Jadi bagaimana para pelatih ini mau maju, harus dari mereka sendiri.”
“Jadi pesan saya untuk para pelatih, dari awal hingga saat ini saya katakan, mereka harus belajar secara mandiri, bagaimana mereka bisa belajar dari diri sendiri, belajar dari sesama pelatih lain, dan belajar dari suatu pertandingan. Karena potensi sepakbola mereka sangat hebat,” lanjutnya.
Baca Juga: Timnas Indonesia Bakal Hadapi Palestina, PSSI Sebut Bukan Lawan yang Mudah
Namun, dia mengungkapkan kalau ada beberapa kekurangan dari masing-masing individu pelatih yang berbeda-beda dan harus ditingkatkan.
“Setiap pelatih memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, secara individu, beberapa dari mereka harus lebih meningkatkan kemampuan dalam mengobservasi, kemampuan memenej, pengetahuan akan sepakbola, jadi kami harus mengidentifikasikannya dan memberikan saran pada mereka secara individu, bukan dalam suatu kesatuan,” jelasnya.
Terakhir, dia berharap para pelatih ini bisa berubah menjadi lebih baik di timnya masing-masing. “Saya berharap nanti setelah mereka pulang ke klub untuk melatih, bisa menerapkan ilmunya. Yang terpenting adalah, memperbaiki cara melatih yang sudah mereka lakukan sebelumnya di level klub. Agar lebih baik kedepannya, sesuai dengan cara kepelatihan level dunia,” tutupnya. ***