Blitar, serayunusantara.com – Di sisi timur SMK Islam 1 Blitar, berdiri sebuah jembatan gantung yang telah lama menjadi akses penting bagi masyarakat sekitar.
Jembatan sederhana namun kokoh ini menghubungkan dua wilayah yang dipisahkan oleh aliran sungai kecil, memudahkan warga dan pelajar untuk beraktivitas setiap hari tanpa harus memutar jauh.
Jembatan gantung ini menjadi jalur utama bagi pelajar SMK Islam 1 Blitar yang tinggal di wilayah timur sungai.
Setiap pagi, suasana di sekitar jembatan tampak ramai oleh lalu-lalang siswa berseragam abu-abu yang berjalan kaki maupun mengendarai sepeda motor.
Mereka melintasi jembatan dengan hati-hati, terutama ketika cuaca sedang basah atau licin.
Terbuat dari rangka besi dan lantai kayu tebal, jembatan ini memiliki panjang sekitar 25 meter dan lebar kurang dari dua meter.
Meski tampak sederhana, konstruksinya cukup kuat untuk menahan beban sejumlah orang dan kendaraan roda dua yang melintas setiap hari.
Di bawahnya mengalir sungai kecil dengan air yang jernih, dikelilingi pepohonan hijau yang membuat suasana di sekitar jembatan terasa sejuk.
Menurut warga sekitar, jembatan tersebut sudah ada sejak lebih dari satu dekade lalu dan menjadi satu-satunya akses tercepat menuju sekolah maupun ke arah jalan utama.
Sebelum adanya jembatan, warga harus menyeberangi sungai dengan perahu kecil atau berjalan memutar sejauh hampir satu kilometer.
Kini, keberadaan jembatan gantung ini sangat membantu memperlancar aktivitas masyarakat.
“Kalau tidak ada jembatan ini, anak-anak sekolah harus memutar jauh sekali. Jadi ini sangat membantu warga,” ujar Sutrisno (54), salah satu warga yang rumahnya berada di dekat jembatan, Jumat (10/10/2025).
Selain berfungsi sebagai penghubung antarwilayah, jembatan ini juga menjadi tempat favorit warga untuk bersantai pada sore hari.
Banyak anak muda yang memanfaatkan lokasi ini sebagai spot foto karena pemandangannya yang asri dan unik.
Beberapa pelajar bahkan menjadikannya sebagai tempat berkumpul setelah pulang sekolah, menikmati angin sore dan pemandangan sungai yang menenangkan.
Meski kondisinya masih cukup baik, beberapa bagian lantai kayu mulai menunjukkan tanda-tanda keausan akibat sering dilewati kendaraan.
Warga berharap agar pemerintah kota maupun pihak sekolah dapat memperhatikan kondisi jembatan dan melakukan perawatan rutin agar tidak menimbulkan risiko bagi pengguna.“Kami berharap ada pengecekan berkala. Kayu-kayunya mulai licin kalau hujan. Kalau bisa diganti atau dicat ulang supaya lebih aman,” tambah Sutrisno. (ha/serayu)







