Blitar, serayunusantara.com – Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar melakukan kunjungan kerja ke Puskesmas Talun pada Selasa (14/10/2025).
Tinjauan tersebut dilakukan untuk memastikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat berjalan optimal, sekaligus mengevaluasi pengelolaan fasilitas dan limbah medis di puskesmas yang kini menempati gedung baru.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar, Sugeng Suroso, menyebut pihaknya melihat peningkatan signifikan dalam mutu layanan dan jumlah pasien setelah puskesmas menempati gedung baru.
“Kalau dulu di puskesmas lama rata-rata 50 sampai 60 pasien per hari, sekarang bisa mencapai 100 hingga 150 pasien. Ini menandakan pelayanannya membaik, mobilitasnya lancar, dan masyarakat makin sadar untuk berobat,” ujarnya.
Baca Juga: Masyarakat Nilai Mal Pelayanan Publik di Blitar Permudah Urusan Administrasi
Namun, Sugeng menekankan perlunya evaluasi lanjutan agar peningkatan jumlah kunjungan tersebut tidak disebabkan oleh memburuknya kondisi kesehatan masyarakat, melainkan karena meningkatnya kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan pemerintah.
Dalam kunjungan itu, Komisi IV juga menyoroti pengelolaan limbah medis dan sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Puskesmas Talun yang lokasinya berdekatan dengan permukiman warga. Sugeng mengingatkan agar pengelolaan limbah medis tetap sesuai ketentuan perundangan.
“IPAL tidak boleh dikelola sendiri. Semua sudah diatur ketat dan menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan. Biasanya limbah medis dikirim ke pihak berizin seperti di Mojokerto,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr. Christine Indrawati, menyambut baik kunjungan tersebut. Ia menyampaikan terima kasih atas perhatian DPRD terhadap sektor kesehatan dan memastikan bahwa pelayanan di Puskesmas Talun berjalan lancar sejak pindah ke gedung baru pada Juni 2024.
“Sejak pindah ke lokasi baru, jumlah kunjungan meningkat cukup signifikan, dari 60–100 di tempat lama menjadi 100–150 pasien per hari. Ini bukti kepercayaan masyarakat makin tinggi,” ujar dr. Christine.
Meski begitu, ia mengakui masih ada sejumlah aspek yang perlu dibenahi, salah satunya terkait keamanan area belakang puskesmas.
“Harapan dari Pak Sugeng tadi memang pagar belakang perlu segera ditambah agar keamanan lebih terjamin,” tambahnya.
Terkait limbah medis, dr. Christine menegaskan bahwa seluruh puskesmas di bawah Dinas Kesehatan sudah bekerja sama dengan pihak ketiga berizin, seperti PT Priya dan PT SHL, dalam penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
“Setiap puskesmas menyiapkan Tempat Penampungan Sementara (TPS) limbah medis sesuai standar, bahkan beberapa sudah memiliki cold storage untuk keamanan sebelum diangkut,” jelasnya. (Jun/serayu)







