Blitar, serayunusantara.com – Dalam semangat Hari Sumpah Pemuda dan peringatan Hari Santri Nasional, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sayyid Rahmatullah Tulungagung menggelar seminar bertema “Peran Pendidikan Tinggi Islam dalam Mendorong Literasi Ekologi dan Ketahanan Lingkungan Umat” di Kabupaten Blitar, Selasa (28/10/2025).
Acara ini menjadi forum refleksi penting tentang bagaimana pendidikan tinggi Islam mampu menjawab tantangan zaman: menggabungkan kecerdasan spiritual, sosial, dan ekologis demi menciptakan umat yang berdaya, produktif, dan sejahtera.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh para akademisi terkemuka, antara lain Dr. Moh. Zaini, M.A. (Wakil Dekan 3), Dr. Luluk (Wakil Dekan 2), serta Dr. Nurul Amin, M.Ag. (Kepala Bagian Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN SATU Tulungagung).
Hadir pula narasumber inspiratif dari UIN Syekh Wasil Kediri, Dr. Sri Haryanti, M.M., yang mengupas hubungan erat antara pendidikan keluarga, pesantren, dan kampus dalam membangun generasi berakhlak dan sadar lingkungan.
Seminar ini menekankan bahwa ekologi bukan hanya urusan lingkungan fisik, tetapi juga ekologi moral dan sosial — bagaimana manusia berinteraksi dengan sesama dan alam ciptaan Tuhan. Dalam pandangan Islam, menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah, dan literasi ekologi menjadi wujud nyata dari kesadaran tauhid.
Kehadiran Ir. Endro Hermono, MBA, anggota Komisi VIII DPR RI, memberi dimensi strategis bagi acara tersebut. Dalam sambutannya, Endro menegaskan bahwa arah kebijakan nasional di bawah Presiden Prabowo Subianto menempatkan pendidikan tinggi Islam sebagai kekuatan utama dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
“Bapak Presiden selalu menaruh perhatian besar terhadap kesejahteraan rakyat, termasuk dalam mendorong kecerdasan umat melalui pendidikan tinggi Islam. Kita ingin mencetak sarjana yang tidak hanya pandai, tapi juga berakhlak, cinta tanah air, dan peka terhadap penderitaan rakyat,” tutur Endro Hermono.
Dalam nuansa peringatan Sumpah Pemuda, Endro mengajak seluruh peserta untuk meneladani semangat persatuan 1928 dan mengubahnya menjadi gerakan intelektual yang menyejahterakan bangsa.
“Sumpah Pemuda bukan hanya janji untuk bersatu, tapi juga tekad untuk memajukan rakyat. Kini, santri dan pemuda adalah dua sayap Indonesia. Santri membawa cahaya moral, pemuda membawa semangat perubahan. Jika keduanya bersatu, Indonesia akan terbang tinggi menuju kemandirian dan kemajuan,” ujarnya penuh semangat, disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Endro juga menyampaikan ucapan selamat Hari Santri Nasional dan memberikan pesan heroik yang menggugah hati.
“Santri bukan masa lalu, tapi masa depan. Dari pesantren lahir api semangat kemerdekaan, dan dari santri masa kini akan lahir peradaban baru. Santri harus menjadi pelopor kemajuan bangsa — bukan hanya ahli kitab, tapi juga ahli teknologi, ahli ekonomi, dan ahli lingkungan. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, kita ingin melihat santri berdiri di garis depan pembangunan Indonesia yang maju dan berdaulat,” tegasnya. (FAK)







