Reyda Hafis, Aktivis Literasi Blitar yang Menyebarkan Semangat Membaca, Menulis, dan Berdiskusi di Era Digital

Blitar, serayunusantara.com – Di tengah tumbuhnya gerakan literasi di Kota Blitar, nama Reyda Hafis—yang juga dikenal dengan nama pena Reydahafis—menjadi salah satu figur muda yang menonjol.

Ia dikenal sebagai Aktivis muda, inisiator Lapak Baca Ceria, Sastrawan muda, penulis buku puisi Untuk Utuh, serta konten kreator di kanal YouTube Arnos TV dengan segmen Jurnal Mahasiswa Akhir.

Kiprahnya menghadirkan wajah baru dalam dunia literasi yang berpadu dengan semangat kreatif anak muda Blitar.

Reyda memulai langkahnya di dunia literasi sejak masa awal duduk di bangku kuliah. Melalui Lapak Baca Ceria, ia menghadirkan konsep ruang baca terbuka yang santai dan mudah dijangkau masyarakat.

Lapak ini bukan hanya tempat membaca, tetapi juga ruang diskusi, pelatihan menulis, dan ajang berbagi ide di antara pelajar, mahasiswa, serta komunitas lokal.

“Literasi tidak harus selalu formal atau kaku. Membaca dan menulis bisa jadi aktivitas yang menyenangkan kalau dilakukan bersama,” ungkap Reyda dalam salah satu sesi berbincang bersama komunitas literasi Blitar.

Baca Juga: Legenda Panggung Muda: Layla Ziya, Dari Duta Kampus ke Public Speaker Ulung

Selain aktif dalam kegiatan lapangan, Reyda juga produktif menulis. Bukunya berjudul Untuk Utuh menjadi salah satu karya yang memotret perjalanan pribadi dan refleksi batin seorang penulis muda dalam menemukan makna hidup dan keutuhan diri.

Buku tersebut diterima hangat oleh kalangan pembaca muda karena bahasanya yang jujur dan menggugah.

Tak berhenti di dunia kepenulisan, Reyda juga sering menjadi narasumber dalam pelatihan literasi, workshop menulis, dan kegiatan kemahasiswaan.

Mahasiswa UNU Blitar asal Kediri ini dikenal sebagai sosok komunikatif yang mampu menyemangati peserta agar berani menulis dan mengekspresikan gagasan.

Saat ini, Reyda memperluas kiprahnya ke dunia digital sebagai konten kreator di kanal YouTube Arnos TV.

Ia mengisi segmen Jurnal Mahasiswa Akhir—program yang mengulas dinamika kehidupan mahasiswa menjelang masa akhir studi sekaligus merespon kondisi politik nasional.

Melalui gaya bertutur yang santai dan reflektif, Reyda mengajak audiens untuk memahami sisi manusiawi mahasiswa, dari perjuangan akademik, keresahan personal, hingga mengajak mahasiswa tetap kritis terhadap pemerintah.

Salah satu penonton setia segmen tersebut, Dimas (22), menyebut bahwa konten yang dibawakan Reyda terasa “dekat, berani, dan jujur”.

“Dia bisa membawa topik kampus, dan isu politik dengan cara yang ringan tapi tetap dalam. Rasanya kayak dengerin teman cerita,” ujarnya.

Kiprah Reyda Hafis menjadi bukti bahwa semangat literasi dapat bertransformasi mengikuti zaman.

Melalui perpaduan kegiatan membaca, menulis, dan berkarya di media digital, ia berhasil menjembatani dunia literasi konvensional dengan gaya komunikasi generasi muda masa kini.

Dengan konsistensinya menggerakkan minat baca dan menulis di Kota Blitar, Reyda Hafis menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa perubahan dapat dimulai dari langkah kecil—dari satu buku, satu tulisan, dan satu semangat untuk terus belajar. (Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *