Ketua II Bidang Pendidikan dan Peningkatan Ekonomi Keluarga TP PKK Kabupaten Tuban Aulia Hany Mustikasari saat jadi narasumber dalam proses pengukuhan Destana. (Foto: Ist/Pemkab Tuban)
Tuban, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkab Tuban, Kepala Pelaksana BPBD Tuban menggandeng TP PKK Kabupaten Tuban guna memberikan pengertian kepada setiap kelompok Destana di Kabupaten Tuban akan pentingnya peranan perempuan dalam setiap proses penanggulangan bencana.
“Mereka kerap menjadi korban dalam setiap terjadinya bencana. Untuk itu, penting memberikan akses dan kapabilitas perempuan dalam penanganan bencana,” jelas Sudarmaji kepada awak media, Jumat (28/07).
Menurutnya, TP PKK sebagai fasilitator pendukung program pemerintah salah satunya dalam upaya penanggulangan kebencanaan. Untuk itu, saat ini dalam pembentukan Destana digaungkan pula peranan perempuan dalam setiap penanggulangan bencana.
“Untuk itu, TP PKK yang menyentuh ibu-ibu dan anak-anak hingga tingkat desa kami libatkan dalam setiap pembentukan Destana,” ungkap Sudarmaji.
Baca Juga: Jemaah Haji Asal Tuban Kloter 24 Telah Tiba
Sementara itu, Ketua II Bidang Pendidikan dan Peningkatan Ekonomi Keluarga TP PKK Kabupaten Tuban Aulia Hany Mustikasari yang turut serta menjadi narasumber dalam proses pengukuhan Destana di Kabupaten Tuban menjelaskan, perempuan mengambil peran yang sangat penting dalam penanggulangan bencana, sebab mereka kerap menjadi korban terbanyak dalam setiap bencana.
Peran tersebut, kata Hany, dapat dijalankan dalam setiap tahapan penanggulangan bencana, mulai dari prabencana, saat tanggap darurat hingga masa pemulihan.
Untuk berperan dalam penanggulangan bencana, Hany mengatakan perempuan harus mendapatkan kesempatan untuk memperoleh kesetaraan akses, sumber daya, kapabilitas, dan peluang yang setara. Menurutnya, minimnya akses informasi dan keterlibatan perempuan dalam sosialisasi kebencanaan di tingkat dusun dan desa menjadi salah satu penyebab tingginya angka korban akibat bencana.
Selain itu, minimnya keikutsertaan perempuan dalam setiap kegiatan pendidikan kebencanaan menjadikan perempuan kurang tanggap dan masih awam dalam upaya meminimalisir dampak bencana.
Baca Juga: Bagaimana Pelayanan dan Fasilitas Selama Ibadah Haji 2023 ? Ini Kata Jemaah Asal Tuban
“Seperti keikutsertaan dalam sosialisasi, penyuluhan, atau bahkan simulasi kebencanaan, menjadikan perempuan minim informasi dan tidak terampil dalam proses kesiapsiagaan bencana,” tuturnya.
Hany menambahkan, pengetahuan yang terbatas soal mengenal gejala alam dan teknik penyelamatan diri membawa konsekuensi perempuan lebih rentan menjadi korban bencana.
Hany berharap, ke depan keikutsertaan perempuan dalam setiap kegiatan penanggulangan bencana meningkat, agar mereka secara mandiri dapat sigap dan tanggap serta terampil saat menghadapi bencana.
“Ini akan bisa mengurangi jumlah korban bencana dari kelompok perempuan,” kata Hany.
Selain itu, mereka juga bisa meneruskan ke anak-anak agar memiliki kepekaan terhadap bencana sejak dini. “Karena ibu madrasah pertama anak, secara alami mereka akan mengajarkan pada anak, misalnya bagaimana cara menyelamatkan diri dalam keadaan bahaya dan sebagainya,” imbuhnya.***