Aksi Biru, Langkah Pemkab Lamongan Kembalikan Anak Putus Sekolah

Jatim, serayunusantara.com – Pemerintah Kabupaten Lamongan meluncurkan program Aksi Biru (Anak Tidak Sekolah Kembali Sekolah Melalui Bakti Insan Guru) sebagai bentuk komitmen menekan angka anak putus sekolah (ATS) di daerah tersebut.

Peluncuran program ini berlangsung di Aula Gajah Mada, lantai 7 Kantor Pemkab Lamongan, dan dihadiri sejumlah pejabat serta perwakilan pendidik.

Sekretaris Daerah Lamongan, Moh Nalikan, mengatakan bahwa permasalahan ATS menjadi tantangan serius dalam upaya menciptakan generasi emas di masa depan.

“Anak-anak adalah generasi penerus. Jika banyak dari mereka tidak bersekolah, maka dalam beberapa tahun ke depan, kualitas pendidikan dan ekonomi Lamongan akan terdampak,” ujar Nalikan, Rabu (6/8/2025).

Kategori ATS meliputi anak usia 7–18 tahun yang tidak bersekolah karena putus sekolah (DO), lulus tapi tidak melanjutkan (LTM), atau belum pernah sekolah (BPB). Berdasarkan data PUSDATIN per Juli 2025, terdapat 7.553 anak yang masuk kategori ATS di Lamongan.

Baca Juga: Wabup Lumajang Ajak Warga Jaga Semangat Kemerdekaan Lewat Kebersamaan dan Hidup Sehat

Rinciannya, sebanyak 4.318 anak belum pernah sekolah (BPB), 1.937 anak putus sekolah (DO), dan 1.298 anak lulus tapi tidak melanjutkan pendidikan (LTM). Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022 yang tercatat 9.002 ATS.

Meski menurun, Pemkab Lamongan menyoroti 10 kecamatan dengan jumlah ATS tertinggi untuk dilakukan verifikasi data secara detail.

“Validasi data penting agar program tepat sasaran. Jangan sampai program untuk jenjang SMA, tapi ternyata ATS justru banyak di jenjang SMP,” tegas Nalikan.

Berikut daftar 10 kecamatan dengan ATS tertinggi di Lamongan:

  • Brondong: 735 anak
  • Paciran: 700 anak
  • Babat: 682 anak
  • Laren: 537 anak
  • Sekaran: 424 anak
  • Maduran: 382 anak
  • Solokuro: 342 anak
  • Kedungpring: 295 anak
  • Sugio: 290 anak
  • Lamongan: 254 anak

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Turun Tangan Bantu Atasi Kemacetan di Pelabuhan Ketapang

Sementara itu, penggagas Aksi Biru dari Dinas Pendidikan Lamongan, Waji, menjelaskan bahwa anak-anak ATS akan diberikan kesempatan memilih jalur pendidikan formal maupun nonformal.

Untuk mendukung program tersebut, Dinas Pendidikan melibatkan 500 guru dari Himpaudi dan IGTKI yang akan menjadi pendamping bagi anak-anak ATS, dengan rasio 1 guru mendampingi 15 anak.

“Setiap anak akan didampingi secara khusus. Guru pendamping akan mengunjungi mereka minimal satu kali setiap bulan,” terang Waji.

Program Aksi Biru diharapkan menjadi solusi konkret dalam upaya menuntaskan persoalan anak tidak sekolah di Lamongan, sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia daerah.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *