Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Blitar Mulai Dikendalikan, Ini Tujuannya!

Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Wawan Widianto. (Foto: Ahmad Zunaedi/Serayu Nusantara)

Blitar, serayunusantara.com Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar terus berupaya menjaga ketahanan pangan. Salah satunya lewar pengendalian alih fungsi lahan.

Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Wawan Widianto mengatakan, kegiatan pemetaan perlindungan lahan pertanian pangan dilakukan agar lahan pertanian di Kabupaten Blitar tidak semakin berkurang luasnya.

“Saat lahan pertanian di Kabupaten Blitar masih luas, kita bisa menjadi salah satu wilayah penyangga pangan pada skala nasional, dan bisa keberlanjutan pertaniannya,” katanya, Jum’at (14/04/2023).

Menurutnya, saat ini luas lahan pertanian di Indonesia luasnya terus menurun. Wawan membeberkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat sekitar 60 ribu hektare lahan pertanian yang mengalami alih fungsi lahan.

Dia menjelaskan, terjadi alih fungsi lahan sawah sebesar 1,022 hektare pada kisaran tahun 2019-2020. Salah satu penyebab utamanya adalah bertambahnya jumlah penduduk.

“Semakin banyak penduduk, kebutuhan ruang untuk hidup juga meningkat. Di sisi lain juga diiringi meningkatnya kegiatan ekonomi, terutama kegiatan industri, yang menyebabkan alih fungsi lahan semakin luas,” lanjut Wawan.

Baca Juga: Ajak Gunakan Pupuk Organik, DKPP Kabupaten Blitar: Tak Turunkan Hasil Produksi

Wawan menambahkan, ada faktor lain yang menyebabkan lahan pertanian semakin berkurang. Sebagai contohnya, ketidakmauan generasi muda untuk terjun di bidang pertanian.

“Sehingga para petani yang sudah tidak mampu lagi menggarap sawah, menjual lahannya untuk kegiatan non pertanian yang lebih menguntungkan,” imbuhnya.

Apabila hal itu terjadi, lanjutnya, Indonesia bisa mengalami ancaman krisis pangan, dan menjadi ancaman di masa depan. Akibatnya, Indonesia bisa menjadi negara yang mengimpor komodita pangan.

Oleh karena itu, agar ancaman itu tidak terjadi, Wawan berpesan kepada kaum muda untuk menjadi petani modern yang identik dengan petani organik. Sebab, peluangnya begitu besar. (adv/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *