ASEAN Community Vision 2045 Perlu Fit-For-Purpose dan Transformatif

Pertemuan the 2nd ASEAN Policy Dialogue (APD) digelar di Sekretariat ASEAN, Jakarta (6/12). (Foto: Kemenlu RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenlu RI, Pertemuan the 2nd ASEAN Policy Dialogue (APD) digelar di Sekretariat ASEAN, Jakarta (6/12). Diplomasi jalur 1,5 ini menghadirkan entitas pemerintah dan nonpemerintah dari Badan Strategi Kebijakan atau institusi sejenis, serta think tank dan universitas dari negara-negara anggota ASEAN.

“Kita mengadakan forum ini tidak hanya untuk mendiskusikan visi ke depan, tetapi juga untuk menabur benih-benih transformasi yang akan membentuk takdir Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan,” kata Dr. Yayan G. H. Mulyana, Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN), Kementerian Luar Negeri RI, pada sesi pembukaan. “ASEAN perlu menetapkan prioritas dan terus mengembangkan kesatuan dan solidaritas antar negara anggota ASEAN,” lanjut Dr. Mulyana.

Kegiatan fokus untuk membahas Visi Komunitas ASEAN 2045 (ASEAN Community Vision 2045/ACV2045) yang telah disepakati pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 pada tanggal 5 September 2023 dan akan diadopsi secara resmi pada tahun 2025. Forum APD ke-2 digelar dengan maksud untuk membahas masukan berbasis riset dan bersifat projektif, termasuk rekomendasi untuk rencana strategis ACV2045.

Duta Besar Dian Triansyah Djani, Staf Khusus untuk Penguatan Program-Program Prioritas, Kementerian Luar Negeri RI, menyoroti megatren ke depan seperti dinamika geopolitik dan geoekonomi, perubahan iklim, perubahan teknologi yang cepat, perebutan sumber daya, ketahanan energi dan pangan, serta lanskap keuangan yang berubah-ubah. Duta Besar Djani menekankan “ACV2045 harus fit-for-purpose dan menjadi komitmen kawasan untuk membuat ASEAN sebagai lokomotif perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan”.

Baca Juga: Budaya Sehat Jamu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Forum APD ke-2 membahas elemen-elemen ACV2045, yaitu pilar politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya, serta konektivitas dan penguatan kelembagaan. Para peserta membahas upaya-upaya mengatasi tantangan di kawasan, isu-isu yang sifatnya antar pilar ASEAN, digitalisasi utamanya aspek infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia, serta peningkatan kerja sama antara negara-negara anggota ASEAN dan mitra eksternal ASEAN.

Pertemuan APD ke-2 telah diselenggarakan oleh BSKLN Kementerian Luar Negeri Indonesia bekerja sama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *