Badan Geologi Kementerian ESDM segera mengirimkan Tim Siaga Bencana ke lokasi terdampak gempa magnitudo 5,0 di Bandung. (Foto: Kementerian ESDM RI)
Bandung, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementerian ESDM RI, Setelah terjadinya gempa magnitudo 5,0 di Bandung, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) segera mengirimkan Tim Siaga Bencana ke lokasi terdampak untuk melakukan pemeriksaan penyebab gempa serta menginventarisasi data geologis terkait. Gempa yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif ini diperkirakan oleh Badan Geologi tidak akan memicu sesar permukaan maupun bahaya ikutan seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi.
“Tim Siaga Bencana Badan Geologi sejak kemarin sudah tiba di lokasi terdampak gempa untuk memeriksa daerah terdampak, mencari penyebab terjadinya gerakan tanah, memberikan rekomendasi teknis penanganan bencana serta melaksanakan sosialisasi mengenai kondisi gempa yang telah terjadi kepada masyarakat,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid di Bandung, Kamis (19/9).
Wafid menjelaskan bahwa Tim Siaga Bencana Badan Geologi yang sedang bertugas di lokasi terdiri dari Tim Saintis dan Tim Humas.
Sebelumnya diinformasikan, pada hari Rabu, 18 September 2024, pukul 09:41:08 WIB, berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa bumi berada di darat pada koordinat 7,19?LS – 107,67?BT, berjarak sekitar 24 km Tenggara Kabupaten Bandung, dengan magnitudo 5,0 pada kedalaman 10 km. Menurut GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa berada pada koordinat 7,24?LS dan 107,52?BT dengan magnitudo 5,3 mb dan kedalaman 10 km. Gempa susulan dirasakan dengan pusat gempa di koordinat 7,21?LS – 107,7?BT pada kedalaman 8 km dan magnitudo 3,2, berjarak 21 km Barat Laut Kabupaten Garut.
Baca Juga: Buka IIGCE 2024, Presiden Jokowi Minta Percepatan Perizinan Panas Bumi
Terkait kondisi geologi dan penyebab gempa, Kepala Badan Geologi menjelaskan bahwa lokasi pusat gempa terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Wilayah ini umumnya terdiri dari morfologi dataran dan perbukitan bergelombang hingga terjal. “Berdasarkan data Badan Geologi, daerah di sekitar pusat gempa umumnya tersusun oleh batuan berumur Kuarter, seperti batuan sedimen dan gunungapi yang telah mengalami pelapukan. Batuan ini cenderung lepas dan tidak terkonsolidasi, yang memperkuat efek guncangan gempa. Berdasarkan lokasi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG serta GFZ Jerman, gempa ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif,” jelas Wafid.
Tim Badan Geologi melaporkan bahwa gempa ini telah menyebabkan kerusakan pada dua fasilitas kesehatan, dua gedung pemerintah di Kabupaten Bandung, serta rumah penduduk di Desa Cihawuk, Desa Cibeureum, dan Desa Tarumajaya. “Permukiman yang terdampak gempa umumnya berada di Kawasan Rawan Bencana gempa bumi menengah. Kejadian ini tidak memicu tsunami karena pusat gempa berada di darat,” lanjut Wafid.
Wafid juga meminta masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan BPBD setempat, waspada terhadap gempa susulan, dan tidak termakan isu yang tidak bertanggung jawab terkait gempa bumi dan tsunami.
“Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak akan menyebabkan sesar permukaan atau bahaya ikutan seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi. Mengingat Kabupaten Bandung tergolong rawan gempa bumi, upaya mitigasi harus ditingkatkan melalui mitigasi struktural dan non-struktural,” tutup Wafid.***