KemenPPPA berkolaborasi bersama Perhimpunan Perempuan Indonesia Tionghoa dan Universitas Kristen Maranatha menyelenggarakan Seminar dan Temu Nasional “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”, Kamis (30/11). (Foto: KemenPPPA RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman KemenPPPA RI, Sampurasun!! Rangkaian kegiatan Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-95 kembali bergema. Tepatnya di Bandung, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) berkolaborasi bersama Perhimpunan Perempuan Indonesia Tionghoa (PINTI) dan Universitas Kristen Maranatha menyelenggarakan Seminar dan Temu Nasional “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”, Kamis (30/11).
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga sebagai keynote speaker menyampaikan dua pesan utama. Tentang penegasan atas makna PHI sebagai momentum peringatan perjuangan perempuan, dan sinergi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Harapan kami momentum PHI Ke-95 ini dapat mendorong semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas, agar memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan,” tutur Menteri PPPA.
Menteri PPPA juga menekankan pentingnya memberikan apresiasi bagi semua perempuan Indonesia, atas peran, dedikasi, serta kontribusinya bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara di momentum Hari Ibu.
Sejalan dengan kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKtP), Menteri PPPA juga berharap civitas akademika dan juga organisasi masyarakat khususnya di Provinsi Jawa Barat dapat berkolaborasi mendukung upaya pencegahan kekerasan khususnya pada perempuan.
Baca Juga: Peringati Hakordia, KemenPPPA Beraksi Berantas Korupsi
“Kami berharap sosialisasi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) dapat terus disosialisasikan. Diharapkan seluruh hadirin dapat memutus mata rantai kekerasan seksual. Bapak ibu juga dapat turut melaporkan kekerasan yang dilihat ataupun dialami ke hotline KemenPPPA SAPA 129 melalui telepon 129 atau melalui WhatsApp di nomor 08111-129-129,” jelas Menteri PPPA.
Untuk mendukung penurunan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, KemenPPPA juga telah menginisiasi Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Menteri PPPA berharap dukungan bersama perguruan tinggi dan organisasi masyarakat dapat diberikan bagi pembangunan yang berbasis gender dan hak anak di tingkat akar rumput.
“Marilah sesama perempuan kita saling mendukung. Sesama perempuan saling menginspirasi, karena sling mendukung saling menginspirasi adalah bentuk kekuatan kita (perempuan) untuk pembangunan bangsa yang kita cintai,” tutup Menteri PPPA.
Prof. Sri Widiyantoro, Rektor Universitas Kristen Maranatha mengingatkan bahwa peringatan Hari Ibu harus dimaknai sejalan dengan Kongres Perempuan Indonesia yang dilaksanakan pada Tahun 1928.
“Hari Ibu di Indonesia ini beda ya. Beda dengan Mother’s Day yang diperingati di luar negeri. Peringatan Hari Ibu adalah momentum kemajuan dan kekuatan perempuan Indonesia,” ujar Prof. Sri Widiyantoro, Rektor Universitas Kristen Maranatha.
Baca Juga: KemenPPPA Terima Penganugerahan dari BPS
Senada, Ketua PINTI Pusat dr. Meta Agustina selaku Panitia juga menyebut peran perempuan di Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata saja, karena banyak perempuan-perempuan yang berjuang untuk bangsa.
“Kita patut berbangga, karena tidak semua negara mempunyai hari khusus buat kaum ibu. Kita para perempuan harus memberdayakan diri kita sendiri. Terjun langsung memajukan bangsa dan negara. Pada PHI Ke-95 PINTI, PWKI, FPK, CBM, IKPM, dan Yayasan Mutiara Sejahtera mengetuk hati nurani perempuan Indonesia untuk menjadi perempuan berdaya, Indonesia maju,”
Kegiatan Seminar dan Temu Nasional “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” diikuti sebanyak 300 lebih peserta. Kegiatan dibuka dengan penampilan tari ibu-ibu CBN dan penampilan ratusan assemble angklung gabungan organisasi masyarakat perempuan, PWKI. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Bandung Dr. Diah Sulastri Dewi dan Ketua Yayasan Rumah Tumbuh Harapan (Rumah Ruth) Devi Sumarno turut mengisi sesi talkshow yang dipandu oleh Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha Ai Permanasari sebagai moderator.***