Berikut 19 Desa Terdampak Akibat Bencana Hidrometeorologi di Blitar

BPBD Kabupaten Blitar bersama TNI, Polri, Organisasi Masyarakat (Ormas) dan masyarakat setempat melakukan pembersihan akses jalan yang dipenuhi lumpur, pepohonan, serta sampah, akibat bencana Hidrometeorologi hujan lebat selama sepekan. (Foto: IST)

Blitar, serayunusantara.com – Kabupaten Blitar mengalami bencana hidrometeorologi yang terjadi pada 25 hingga 30 November 2024. Rentetan bencana ini mencakup angin kencang, tanah longsor, dan banjir yang melanda 19 desa/kelurahan di delapan kecamatan, yaitu Binangun, Gandusari, Kademangan, Kesamben, Selorejo, Sutojayan, Wates, dan Wlingi.

Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Izul Marom, dalam laporannya beberapa hari yang lalu menyampaikan bahwa bencana ini menimbulkan dampak signifikan terhadap infrastruktur dan aktivitas masyarakat.

“Tanah longsor telah merusak empat rumah warga, sebuah sekolah dasar, dan mengganggu akses jalan di beberapa wilayah, seperti Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, dan Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi,” jelas Izul.

Baca Juga: Menarik! Puskesmas Kesamben Punya Program Sempol Massam Plus, Ini Kata Bappedalitbang Kabupaten Blitar 

Selain itu, banjir yang melanda dua kecamatan, yakni Kesamben dan Wates, menyebabkan 72 rumah warga terendam. Dampak lainnya termasuk kerusakan pada delapan jembatan, satu talud penahan tanah di Desa Tepas, serta empat ruas jalan di Kecamatan Selorejo, Binangun, dan Panggungrejo.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar melalui leading sector yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bergerak cepat dengan berbagai upaya penanganan darurat, seperti koordinasi dengan aparat setempat, kaji cepat kebutuhan di lokasi, hingga evakuasi korban bencana.

Bantuan darurat berupa paket sembako, selimut, dan terpal juga telah disalurkan kepada warga terdampak.

“Kami juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan. Penanganan darurat terus dilakukan agar dampak bencana dapat diminimalisir,” tambah Izul.

Dalam rangka pemulihan pascabencana, kata Izul, Pemkab Blitar telah mengajukan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi kepada pihak terkait. Harapannya, untuk mempercepat perbaikan sarana prasarana fisik yang rusak sehingga aktivitas masyarakat dapat kembali normal.

“Kami memohon dukungan semua pihak dalam penanganan pascabencana ini. Dengan kerja sama yang baik, pemulihan pascabencana akan berjalan lebih optimal,” tutup Izul.

Terakhir, pihaknya mengingatkan kepada seluruh warga, pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem, khususnya di musim penghujan, guna mengurangi risiko kerugian akibat bencana serupa. (jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *