Blitar, serayunusantara.com – Kekayaan seni dan budaya Blitar, yang dinilai sudah mencapai level global, disuarakan oleh para pegiat untuk menjadi aset strategis dalam mendorong ekonomi daerah.
Dalam diskusi di podcast Bakul Kumpo yang diunggah pada Rabu, 1 Oktober 2025, pegiat seni Kolam Siharta dan event organizer Rian Wistiananda sepakat bahwa karya lokal tidak hanya patut didukung, tetapi juga berpotensi menjadi komoditas pariwisata yang menjanjikan.
Kolam Siharta menceritakan pengalamannya membawa kreasi seni Barongan khas Blitar ke World Dance Festival di Korea Selatan dan berhasil meraih peringkat keempat.
Baca Juga: Hujan Deras Mengguyur, Sejumlah Wilayah di Blitar Dilaporkan Ada Pohon Tumbang
Prestasi ini membuktikan bahwa kualitas seni pertunjukan Blitar siap bersaing di kancah internasional.
“Karya yang berangkat dari tradisi Blitar ini bisa diterima global,” ujar Kolam saat diwawancarai pada, Jumat, 26 September 2025.
Ia mencontohkan kesenian Barongan Sodo yang kini mulai populer dan di-branding menjadi tarian khas daerah.
Dari sisi ekonomi, Rian Wistiananda, inisiator event Soekarno Coffee Fest, menegaskan bahwa seni dan UMKM harus saling bersinergi.
Baca Juga: Sensasi Menyantap Pecel Tumpang di Warung Mak Inem Blitar, Sambil Melihat Kereta Api Melintas
Rian menekankan keberhasilan event diukur dari seberapa banyak orang lokal yang berkarya dan dampak ekonomi yang ditimbulkan.
“Kita butuh keberpihakan pemerintah. Kenapa kita tidak angkat (potensi lokal) jika kita bisa?” tantang Rian, menyiratkan bahwa saat ini adalah momen yang tepat untuk berhenti mendatangkan artis luar dan fokus pada seniman lokal.
Baca Juga: Kisruh PPP Makin Memanas, DPC Kota Blitar Berani Minta Maaf Terbuka
Para pegiat ini berharap pemerintah daerah, melalui Dewan Kebudayaan yang baru, dapat segera menyusun regulasi yang memihak seniman.
Hal ini bertujuan agar inisiasi kebudayaan, seperti tradisi Jaranan yang memiliki penonton setia, dapat dikemas secara profesional untuk pasar yang lebih luas—mengubah penonton pasif menjadi roda penggerak sistem ekonomi kreatif Blitar.
Dengan begitu, Blitar tidak hanya dikenal karena sejarahnya, tetapi juga karena kemajuan budayanya yang mampu menghidupi masyarakat lokal. (Serayu)







