Buka Sanur Village Festival, Menteri PPPA Dorong Fasilitas yang Ramah Perempuan dan Anak

Menteri PPPA Bintang Puspayoga membuka Sanur Village Festival ke-17 di Pantai Mertasari Sanur, Bali. (Foto: KemenPPPA RI)

Bali, serayunusantara.com – Melansir dari laman KemenPPPA RI, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga membuka Sanur Village Festival ke-17 pada Rabu, (16/10) di Pantai Mertasari Sanur, Bali. Menteri PPPA memberikan apresiasi atas tema yang diusung tahun ini yaitu Asta Brateswarya yang berarti delapan sifat kepemimpinan.

“Pemilihan tema Asta Brateswarya sangat tepat. Sanur Village Festival diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam memilih pemimpin yang bijaksana dan berintegritas. Saat ini, selain sifat-sifat kepemimpinan yang terkandung dalam Asta Brateswarya, pemimpin juga harus mampu mengarusutamakan GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion). Infrastruktur dan fasilitas yang disediakan dalam Sanur Village Festival harus ramah terhadap perempuan, anak, serta mendukung inklusi GEDSI. Jika sudah ramah GEDSI, maka fasilitas tersebut pasti juga ramah bagi laki-laki dan seluruh masyarakat. Saya yakin, kepemimpinan yang baik adalah yang mampu merangkul semua elemen masyarakat, termasuk perempuan dan anak, dalam proses pembangunan yang inklusif,”ujar Menteri PPPA.

Menteri PPPA memberikan apresiasi kepada Yayasan Pembangunan Sanur dan seluruh pihak yang selama 17 tahun konsisten menyelenggarakan kegiatan ini sebagai sarana untuk menguatkan sinergi masyarakat dalam memajukan daerah melalui kekayaan budaya sehari-hari masyarakat pesisir Desa Sanur yang terkenal dengan julukan “The Morning of Paradise”.

“Festival ini sarat dengan nilai-nilai kreativitas dan budaya sekaligus membuktikan komitmen penyelenggara untuk memberdayakan perempuan dan melindungi anak-anak sebagai aset berharga bangsa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mendorong pemberdayaan perempuan, baik melalui pelatihan, akses permodalan, maupun peningkatan keterampilan, agar mereka dapat berkontribusi lebih besar dan lebih mandiri. Selain itu, Sanur Village Festival juga memberikan ruang penting untuk mengenalkan anak-anak pada nilai-nilai budaya dan tradisi lokal sejak dini. Ini adalah bagian dari pendidikan karakter, di mana anak-anak tidak hanya tumbuh dengan pengetahuan akademis, tetapi juga memahami dan menghargai akar budaya mereka. Di festival ini, perlindungan anak harus menjadi prioritas kita semua, mereka berhak mendapatkan lingkungan  yang aman, sehat, dan mendukung untuk tumbuh dan berkembang serta mencegah segala bentuk kekerasan dan eksploitasi terhadap anak,” ujar Menteri PPPA.

Baca Juga: Kemen PPPA Perkuat Kolaborasi Data Gender dan Anak di Pusat dan Daerah

Menteri PPPA berharap penyelenggara Sanur Village Festival dapat memberikan lebih banyak ruang bagi Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) yang dikelola perempuan untuk ketahanan ekonomi dan melestarikan budaya indonesia tetap juga demi melestarikan lokal budaya Indonesia. Menurut Menteri PPPA diperlukan kerjasama yang solid dalam pembangunan perekonomian, karena aktivitas ekonomi tidak bisa dilepaskan dengan inovasi dan kreativitas yang datangnya dari pembangunan manusia dan kebudayaan yaitu cara pikir, cara pandang, cara kerja, cara hidup dan menjadi budaya inovasi dan kreatif sebagai kunci UMKM dan koperasi menjadi penguasa pasar nasional.

“UMKM di Indonesia itu ada 65 juta UMKM dimana 64,5 persen atau 37 juta UMKM diantaranya dikelola oleh perempuan. Semoga festival ini senantiasa menjadi “ruang” yang aman dan nyaman bagi perempuan untuk mengembangkan dirinya, dan membuka berbagai peluang/kesempatan baru, dan cerdas dalam mengambil peran untuk  memberikan keseimbangan pemahaman pada kepemimpinan,” tutup Menteri PPPA.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *