Bersama Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, Bupati Blitar Rini Syarifah melaksanakan jamasan Gon Kyai Pradah atau nama aslinya Bendil Kyai Becak di Alun-alun eks Kawedanan Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, pada Minggu (9/10/2022).foto : istimewa
Blitar, Serayunusantara.com | Bupati Blitar Rini Syarifah bersama Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso menghadiri tradisi Upacara Adat Siraman Gong Kyai Pradah di Alun-alun eks Kawedanan Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, pada Minggu (9/10/2022).
Singkatnya, tradisi budaya ini dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Ludoyo/Sutojayan khususnya, setiap tahun pada penanggalan Maulud yang ditetapkan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tampak ribuan orang, baik dari warga sekitar maupun dari warga berbagai daerah memadati lokasi guna mencari keberkahan dari air bekas siraman gong yang dipercaya memberikan manfaat bagi siapa saja yang mengonsumsinya.
Upacara religi ini dipimpin langsung Bupati Blitar Rini Syarifah, dan juga dihadiri oleh Forkompimda dan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar.
Namun kali ini sedikit beda, sebab kedatangan tamu dari unsur pimpinan DPR/MPR RI dan Fraksi Partai PKB seperti Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua MPR RI Jaziul Fawaid, Wakil Ketua Komisi 4 DPR RI Anggi Erma Rini, Anggota DPR RI Hasanuddin Wahid yang ikut menyemarakan acara tersebut.
Sementara, menurut Kepala Dinas Parbudpora Kabupaten Blitar, Suhendro Winarso, bahwa siraman Gong Kyai Prada tahun ini dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh masyarakat yang sebelumnya hanya dilakukan secara tertutup lantaran pandemi Covid-19.
Hendro menyebutkan, prosesi siraman/jamasan Gong Kyai Pradah dilaksanakan sesuai dengan tradisi turun temurun.
“Sebelum prosesi siraman terlebih dahulu dilaksanakan serangkaian kegiatan secara bertahap diantaranya tirakatan, melekan dan slametan,” ungkapnya.
Kemudian ia menuturkan, sedangkan tirakatan, melekan dan slametan merupakan wujud syukur kita kepada Allah SWT yang telah diberi keberkahan, keselamatan dan kemakmuran pada kita semua.
“Nah, siraman ini adalah puncaknya. Sedangkan Gong Kyai Pradah nama aslinya yakni Bendil Kyai Becak. Pada hari ini, Gong Kyai Pradah dikeluarkan dari sanggar untuk disucikan atau dibersihkan, dirawat, istilah kita itu kan benda kuno ya, jadi perlu dirawat, kalau secara simbol itu adalah penyucian jiwa dan raga kita. Disucikan supaya semua bersih dan kedepan kita akan memasuki kehidupan dan suasana yang lebih baik,” jelas Hendro.
Menurutnya, antusias masyarakat sangat luar biasa menyaksikan jamasan Gong Kyai Pradah hal ini menunjukkan bahwa semangat masyarakat Blitar untuk nguri-nguri budaya masih sangatlah kuat.
“Ini merupakan modal kuat bagi Kabupaten Blitar, bahwa ada semangat menjaga aset budaya di Kabupaten Blitar. Kerukunan tetap terjaga meskipun ada ribuan orang yang hadir, ada energi bahagia, meskipun teriak-teriak tapi itu adalah ekspresi kebahagiaan. Dan saya kira ini adalah hal yang patut kita syukuri bersama,” tukasnya.(jun)