Blitar, serayunusantara.com – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Bhanu Tirta Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar menggelar acara nonton bareng dan diskusi film dokumenter berjudul “Tambang Emas Ra Ritek” yang sukses menarik perhatian mahasiswa lintas prodi dan komunitas lokal, pada Sabtu malam, 2 November 2025, di Kampus YP UNU Blitar.
Kegiatan ini bertujuan utama untuk mendialektikakan isu krusial terkait rencana penambangan emas yang tengah hangat diperbincangkan di Kabupaten Trenggalek.
Acara yang diselenggarakan oleh unit pers mahasiswa ini berhasil menjadi platform edukasi dan kesadaran lingkungan, membuka ruang diskusi bagi akademisi dan aktivis.
Baca Juga: Rapat Paripurna DPRD Bahas Raperda APBD 2026 Kota Blitar
Libria Putri, Pimpinan Umum LPM Bhanu Tirta, menekankan pentingnya peran pers mahasiswa dalam mengangkat isu-isu yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Kegiatan ini adalah wujud nyata komitmen LPM Bhanu Tirta dalam menjalankan fungsi edukasi dan kontrol sosial. Kami ingin mahasiswa UNU Blitar tidak hanya tahu, tapi juga aktif mendiskusikan dan memahami secara mendalam apa dampak yang mungkin terjadi jika isu tambang ini beroperasi di Trenggalek,” ujar Libria.
Antusiasme peserta terlihat tinggi, dengan kehadiran tidak hanya anggota LPM tetapi juga mahasiswa dari berbagai program studi, hingga perwakilan dari Komunitas Lapak Baca Ceria yang turut meramaikan acara.
Baca Juga: Taman Pecut, Ruang Publik Modern dan Ikon Kebanggaan Kota Blitar
Mereka bersama-sama menyimak narasi yang terekam dalam film, yang mengangkat sudut pandang warga lokal yang menolak operasional tambang.
Diskusi kemudian dipimpin oleh Beni Kusuma Wardani, salah satu tim produksi film, yang memberikan perspektif langsung tentang proses pembuatan karya tersebut. Beni menjelaskan bahwa film ini memiliki misi advokasi yang kuat.
“Film ini dibuat untuk menyuarakan apa-apa yang menjadi keresahan warga Trenggalek jikalau tambang beroperasi. Ini adalah alat kami untuk mengajak publik dan pemangku kebijakan melihat langsung dampak sosial dan ekologis yang dipertaruhkan,” tegas Beni. (Serayu)


																						




