Wamenlu, Pahala Nugraha Mansury dalam sesi pleno Diaspora Engagement Summit yang diselenggarakan oleh Indonesian Diaspora Network-United di Jakarta. (Foto: Kemenlu RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenlu RI, “Diaspora Indonesia dapat memainkan peran besar dalam diplomasi ekonomi Indonesia dengan menjadi good storyteller dan brand ambassador untuk mempromosikan Indonesia dan menjadi agen integrasi ekonomi Indonesia di tingkat global.” Demikian disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Nugraha Mansury dalam sesi pleno Diaspora Engagement Summit yang diselenggarakan oleh Indonesian Diaspora Network-United di Jakarta (19/8).
Membuka pidatonya, Wamenlu Pahala menjelaskan mengenai potensi diaspora Indonesia yang diestimasikan mencapai 8 (delapan) juta jiwa di seluruh dunia. Hal ini memberikan banyak peluang, dalam bentuk modal, bakat, dan lainnya.
Wamenlu Pahala menjabarkan peran utama diaspora Indonesia untuk berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia.
Pertama, diaspora Indonesia memiliki potensi untuk mengisi kesenjangan talenta, terutama di sektor strategis seperti kesehatan, energi, dan manufaktur berteknologi tinggi. Dengan adanya peningkatan jumlah diaspora Indonesia di negara-negara OECD, hal ini membuka akses terhadap pendidikan, teknologi, dan pengembangan kapasitas di sektor prioritas tersebut.
Kedua, diaspora Indonesia dapat berperan sebagai ‘brand ambassador’ untuk mempromosikan potensi ekonomi Indonesia. Pada saat yang sama, dapat membantu menepis narasi yang tidak benar, termasuk melawan kebijakan-kebijakan yang diskriminatif terhadap produk-produk Indonesia, misalnya, minyak kelapa sawit, biofuel, dan kebijakan hilirisasi industri.
Baca Juga: Menlu RI: Gedung Pancasila, Saksi Sejarah Diplomasi Indonesia
Ketiga, Diaspora Indonesia dapat berperan untuk memfasilitasi integrasi perekonomian Indonesia terhadap perekonomian global, dengan mempromosikan Indonesia sebagai mitra dagang dan investasi serta tujuan wisata yang potensial.
Lebih lanjut, Wamenlu Pahala menjelaskan Pemerintah Indonesia terus mengupayakan enabling environment untuk memberdayakan dan meningkatkan pelibatan diaspora Indonesia untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Pertama, menggunakan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) sebagai instrumen strategis untuk membangun basis data dan memetakan potensi diaspora Indonesia.
Kedua, integrasi KMILN dengan layanan jasa keuangan. Kemlu RI saat ini sedang menjajaki kerja sama dengan bank seperti Bank BNI dan Bank Mandiri, guna memungkinkan penggunaan KMILN sebagai identitas yang sah bagi diaspora Indonesia untuk membuka rekening bank dan mengakses fasilitas perbankan Indonesia.
Ketiga, Mobilisasi talenta pada sektor strategis seperti kesehatan, ekonomi hijau termasuk transisi energi, dan digital. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Diaspora Visa dan Visa for Global Talent, serta sedang dibahas nya fasilitas lain seperti izin tinggal dan kerja untuk diaspora.
Baca Juga: Menjadi Special Envoy Presiden, Wamenlu RI Berkunjung ke Turkiye untuk Dorong Kerja Sama Strategis
Keempat, finalisasi Grand Strategy yang ditujukan untuk menjadi blueprint untuk kementerian/lembaga terkait untuk menyusun kebijakan yang mendukung peran diaspora Indonesia untuk pembangunan nasional.
Menutup pidatonya, Wamenlu Pahala optimis bahwa dengan dukungan dari diaspora Indonesia, Visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud dan akan semakin mendorong Indonesia untuk mencapai status sebagai negara maju di masa yang akan datang.
Pada kesempatan yang sama Bapak Yasonna Laoly, Menteri Hukum dan HAM 2019-2024, menjadi pembicara dalam sesi pleno membahas adaptasi kebijakan Overseas Citizenship of Indonesia (OCI) di Indonesia. Forum ini dihadiri lebih dari 90 orang Diaspora Indonesia dari berbagai negara antara lain Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Perancis, Turki, Kuwait, Korea Selatan dan Australia.
Pada kesempatan ini, IDN-U juga telah menyerahkan dokumen Engaging Diaspora: Practical Guide for Policymakers, Diaspora Members and Communities in Indonesian and Aboard kepada wakil dari Pemerintah. Selain itu telah digelar pula breakout session secara paralel mencakup berbagai topik mulai dari investasi, kebijakan OCI dari model India, fasilitas keimigrasian, cyber security, ekspor dan integrated trading house.
Diaspora Engagement Summit bertujuan untuk menyambut dan memperkenalkan program Overseas Citizenship Indonesia (OCI). Tema ini diangkat sejalan dengan semangat Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan peran diaspora dalam pembangunan nasional dan memasukkan dalam draf Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.***