Direktur Utama PT JGU Siap Luncurkan Beras Fortifikasi untuk Atasi Anemia dan Stunting

Jatim, serayunusantara.com – Masalah anemia dan stunting masih menjadi isu kesehatan yang mengkhawatirkan di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, sekitar 30% balita mengalami stunting, sementara hampir separuh remaja putri menderita anemia. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan akses masyarakat terhadap makanan bernutrisi.

Merespons hal ini, PT Jatim Grha Utama (JGU) mengambil langkah strategis dengan mempersiapkan produksi beras fortifikasi—beras yang diperkaya vitamin dan mineral esensial. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT JGU, Mirza Muttaqien, dalam forum penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Kernel Beras Fortifikan yang diadakan Badan Pangan Nasional di Jakarta.

Mirza menekankan pentingnya standar nasional agar beras fortifikasi dapat diproduksi dan didistribusikan secara optimal. “Konsumsi beras di Indonesia sangat tinggi, sehingga fortifikasi beras menjadi solusi gizi yang realistis. Namun, diperlukan standar yang jelas agar produk ini bisa diterima dan diproduksi secara berkelanjutan,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/05/25).

Lebih lanjut, Mirza menyatakan bahwa “Indonesia memerlukan pendekatan sistematis untuk mengatasi anemia dan stunting. Saat ini, fortifikasi beras adalah solusi paling strategis.”

Forum tersebut dihadiri berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan World Bank, WFP, Nutrition International, BSN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, BPOM, BULOG, dan Food Station. PT JGU sendiri tengah menyiapkan fasilitas produksi beras fortifikasi di Jawa Timur sebagai bagian dari upaya membangun sistem pangan yang lebih sehat dan terjangkau.

Baca Juga: Pemkab Bojonegoro Siapkan Dana Abadi Pendidikan, untuk Apa?

“Dengan dukungan standar nasional dan kolaborasi lintas sektor, kami yakin beras fortifikasi akan menjadi bagian penting dalam perbaikan gizi masyarakat,” tegas Mirza. “Karena beras dikonsumsi oleh lebih dari 90% penduduk, fortifikasi adalah cara tercepat dan terluas untuk meningkatkan asupan nutrisi keluarga Indonesia.”

Inisiatif ini juga sejalan dengan sejumlah agenda nasional, seperti Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, RPJMN 2020–2024 yang fokus pada ketahanan pangan bergizi, serta Strategi Nasional Gizi yang mendorong diversifikasi dan fortifikasi pangan lokal.

Apa Itu Beras Fortifikasi?

Beras fortifikasi adalah beras yang dicampur dengan 1% kernel khusus yang mengandung mikronutrien penting, seperti vitamin A, B kompleks (B1, B3, B6, B9, B12), zat besi, dan zinc. Kandungan ini bermanfaat untuk mencegah anemia, mendukung tumbuh kembang anak, serta menjaga kesehatan ibu hamil dan remaja putri.

WHO dan WFP telah merekomendasikan fortifikasi pangan sebagai metode efektif dan terjangkau untuk mengatasi defisiensi gizi mikro—penyebab utama stunting dan masalah kesehatan jangka panjang. Keunggulan lainnya, beras fortifikasi tidak mengubah rasa atau cara pengolahan, sehingga mudah diterima masyarakat.

Dengan langkah ini, PT JGU berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat dan bebas stunting. (serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *