Surabaya, serayunusantara.com – Kombes Komarudin, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Timur, mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak, termasuk masyarakat Jatim dan pemudik, atas keberhasilan menjaga keamanan dan kenyamanan selama masa mudik Lebaran 2025. Operasi Ketupat berlangsung lancar dengan situasi wilayah yang terkendali.
Menurut Komarudin, meskipun terdapat sejumlah gangguan Kamtibmas, jumlah kasus menurun signifikan. Selama 16 hari operasi (24 Maret–9 April 2025), tercatat 1.835 kasus gangguan keamanan dan ketertiban, turun 17,12% dibanding tahun sebelumnya (2.214 kasus). Sementara kejahatan konvensional berkurang 21,79%, dari 1.900 kasus (2024) menjadi 1.486 kasus (2025). Adapun kejadian bencana tetap stabil, dengan 6 kasus pada kedua tahun tersebut.
Jawa Timur menjadi wilayah kedua dengan mobilitas pemudik tertinggi setelah Jawa Tengah. Data penghitungan lalu lintas menunjukkan peningkatan arus kendaraan hingga 50% di jalur arteri. Misalnya, lalu lintas dari Jawa Tengah ke Jatim naik 43%, sementara kendaraan keluar melalui jalur arteri bertambah 33%. Salah satu titik tertinggi terjadi di jalur Ngawi, dengan lonjakan 80% (159.325 kendaraan), jauh di atas angka 2024 yang hanya 88.000 kendaraan.
Di sektor tol, arus masuk ke Jatim meningkat 18% (105.049 kendaraan vs 89.000 tahun lalu), sedangkan arus keluar naik 14% (105.224 vs 92.313). Secara keseluruhan, pergerakan kendaraan di tol Ngawi, Malang, dan Probolinggo mengalami kenaikan 7%, dari 2,3 juta (2024) menjadi 2,54 juta (2025).
Baca Juga: Kapolda Jatim Tinjau Terminal Sumenep di Hari Penutupan Operasi Ketupat Semeru 2025
Dirlantas Polda Jatim juga mencatat penurunan pelanggaran lalu lintas melalui Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE) sebesar 15% (12.011 kasus vs 14.000 tahun lalu). Namun, teguran verbal justru meningkat 42% sebagai bagian dari pendekatan persuasif, kecuali untuk pelanggaran berisiko kecelakaan. Pelanggaran paling sering ditindak adalah melawan arus dan modifikasi knalpot tidak standar.
Hasil positif lainnya, angka kecelakaan turun 32% (514 kasus vs 758 tahun lalu). Korban jiwa juga menurun drastis (78%), dari 45 orang (2024) menjadi 10 orang (2025). Begitu pula dengan korban luka berat (44 kasus, turun 2%) dan luka ringan (turun 27%).
Komarudin menegaskan, capaian ini berkat sinergi seluruh elemen masyarakat dan penegakan hukum yang efektif selama Operasi Ketupat 2025. (Ha/serayu)