Disperindag Kabupaten Blitar Latih Buruh dan Pelaku Industri Rokok Lewat DBHCHT 2025

Blitar, serayunusantara.com – Pemerintah Kabupaten Blitar terus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor industri rokok. Melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), pelatihan berbasis Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun 2025 kini menyasar langsung para buruh dan pelaku industri hasil tembakau.

Kepala Bidang Industri Disperindag Kabupaten Blitar, Temy Sevidiana, mengungkapkan bahwa program pelatihan ini digelar dalam enam tahap, dengan materi yang disesuaikan pada kebutuhan di lapangan.

“Ada enam tahapan pelatihan yang kami jalankan tahun ini. Tiga tahap untuk pelintingan, dua tahap peningkatan SDM karyawan, dan satu tahap yang fokus pada manajemen SDM, keuangan, dan pergudangan,” jelas Temy, Rabu (9/7/2025).

Baca Juga: Disnaker Kabupaten Blitar Cetak MUA Bersertifikat lewat Dana Cukai, Dorong SDM Kompetitif dan Siap Kerja

Pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas tenaga kerja industri rokok dalam menghadapi dinamika pasar yang semakin kompetitif. Menurut Temy, peningkatan skill teknis maupun non-teknis menjadi kunci untuk menjaga eksistensi dan daya saing industri lokal.

“Kondisi industri tembakau terus berubah. Untuk bisa bertahan dan berkembang, kemampuan SDM harus terus ditingkatkan,” tambahnya.

Disperindag menggandeng lembaga pelatihan profesional yang telah berpengalaman agar materi yang diberikan benar-benar aplikatif dan sesuai kebutuhan industri.

Untuk pelatihan pelintingan rokok, fokus diarahkan pada penguatan keterampilan teknis tenaga kerja, baik pemula maupun berpengalaman, guna memastikan mutu produksi tetap terjaga.

Sementara itu, pelatihan soft skill karyawan menitikberatkan pada pengembangan kemampuan komunikasi kerja, kepemimpinan tim, dan peningkatan etos kerja.

“Pekerja bukan hanya butuh keterampilan teknis. Mereka juga perlu bekal soft skill agar bisa mendukung operasional pabrik secara produktif,” kata Temy.

Tahapan pelatihan terakhir menyasar manajemen usaha, dengan materi seputar pengelolaan SDM, pencatatan keuangan, dan sistem gudang. Sasaran utamanya adalah pelaku industri kecil-menengah (IKM) yang dinilai masih lemah dalam aspek manajerial.

“Efisiensi dan optimalisasi akan tercapai jika tiap unit usaha saling terhubung secara sistematis. Pelatihan ini kami arahkan untuk memperkuat aspek-aspek itu,” tegas Temy.

Melalui pelatihan yang didanai dari DBHCHT ini, Pemerintah Kabupaten Blitar berharap industri hasil tembakau lokal dapat berkembang lebih profesional, berdaya saing tinggi, dan siap menghadapi tantangan masa depan. (Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *