Jakarta, serayunusantara.com — Melansir dari laman Kemenag RI, Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Workshop Moderasi Beragama bertema “Penguatan Manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai Landasan dalam Menjalankan Kehidupan Beragama yang Moderat” di Jakarta. Acara ini menghadirkan 50 pelajar yang menjadi delegasi dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Acara ini menjadi wujud kolaborasi lintas negara serta bertujuan untuk menguatkan prinsip moderasi beragama di wilayah ASEAN.Mewakili Menteri Agama, Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam, Kamarudin Amin menekankan bahwa moderasi beragama berperan sebagai fondasi kuat dalam menjaga keharmonisan di tengah keberagaman bangsa.
“Moderasi beragama di Indonesia berfungsi sebagai wadah pemersatu berbagai latar belakang agama. Kini saatnya prinsip moderasi ini kita bawa ke panggung dunia,” ujar Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin saat memberikan sambutan pada pembukaan workshop, Jumat (25/10/2024) malam.
Kamarudin juga memaparkan program internasional Kementerian Agama yang mempromosikan nilai moderasi beragama, termasuk program penempatan imam asal Indonesia di berbagai masjid di Arab Saudi, dengan lebih dari 200 imam saat ini berkontribusi mempererat hubungan antarmasyarakat.
Baca Juga: Kemenag & Kemenkes Susun Rencana Kebutuhan Obat dan Vaksin Haji 2025
Selain itu, Kamarudin mengingatkan pentingnya nilai-nilai Pancasila dan ajaran Rasulullah SAW dalam membangun harmoni. “Moderasi beragama adalah inti dari agama kita, yang mengedepankan keadilan dan penyebaran kebaikan. Dengan salam dan sikap lemah lembut, kita bisa merangkul dan mempererat persaudaraan di tengah keberagaman,” katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad, dalam laporannya menyampaikan bahwa workshop yang berlangsung selama lima hari ini merupakan bagian dari kerja sama antara Kementerian Agama RI dengan Kementerian Agama di negara-negara ASEAN. “Selama acara ini, para peserta akan berdialog dan bertukar wawasan mengenai praktik kehidupan beragama di empat negara, dengan tujuan mempererat hubungan melalui pemahaman bersama,” jelas Abu Rokhmad.
Ia juga menyatakan bahwa kebijakan moderasi beragama di Indonesia merupakan upaya untuk menjadikan keberagaman sebagai kekuatan persatuan. “Dengan moderasi ini, kami berharap tak hanya tercipta integrasi sosial yang lebih kuat, namun juga terciptanya perdamaian yang mendukung pembangunan nasional dan internasional,” tambahnya.
Workshop ini mendapat dukungan penuh dari Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswan (KSKK) Madrasah dan diharapkan menjadi momentum berharga bagi negara-negara ASEAN untuk memperkuat komitmen pada nilai-nilai toleransi dan kerukunan di tengah masyarakat multikultural.***