Blitar, serayunusantara.com – Di tengah gempuran tren dessert modern, fenomena es krim jadul berbasis gerobak justru memperlihatkan kebangkitan yang menarik.
Dalam beberapa tahun terakhir, jajanan sederhana berbahan susu dan cita rasa klasik ini kembali ramai dibicarakan dan menjadi destinasi kuliner bagi warga maupun wisatawan.
Es krim khas bernuansa tempo dulu ini mempertahankan teknik pengolahan tradisional, menghasilkan rasa manis lembut dan aroma susu yang autentik.
Penyajiannya pun beragam, mulai dari es krim polos sampai kombinasi dengan jelly, mutiara, dan roti. Banyak pengunjung datang bukan semata-mata untuk menikmati es krim, tetapi juga untuk merasakan nostalgia masa kecil.
Baca Juga: Demam Thrifting Melanda Anak Muda Blitar, Produk Vintage Jadi Buruan
Salah satu penikmat es krim, Nina Ardiani, menjelaskan bahwa kebangkitan es krim jadul berkaitan dengan tren pencarian identitas kuliner daerah.
“Kuliner bukan hanya soal rasa, tapi pengalaman emosional. Es krim jadul membawa nuansa memori yang membuat orang merasa dekat dengan masa silam, dan itu sulit tergantikan,” ungkapnya.
Tidak sedikit daerah yang kini menjadikan es krim jadul sebagai daya tarik wisata kuliner. Gerobak sederhana tanpa dekorasi modern justru menjadi ciri khas yang membuat pengunjung tertarik. Keaslian dan kesederhanaan menjadi elemen paling kuat dari produk ini.
“Setiap beli es krim jadul rasanya seperti pulang ke masa lalu. Ada sensasi hangat, bukan sekadar jajanan biasa,”katanya.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa kuliner tradisional masih memiliki tempat terhormat di tengah perubahan zaman. Es krim jadul bukan hanya makanan, tetapi bagian dari identitas budaya yang tetap relevan dan terus dicari. (ke/serayu)







