Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Tri Tharyat Dalam konferensi pers menuju penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10, 18-25 Mei 2024 di Bali. (Foto: Kemenlu RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenlu RI, Dalam konferensi pers menuju penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10, 18-25 Mei 2024 di Bali, yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Tri Tharyat menjelaskan bahwa air adalah peacebuilding tool paling efektif di tengah kondisi dunia yang penuh konflik (29/4).
Lebih lanjut disampaikan, Hydro Diplomacy atau Diplomasi Air merupakan salah satu cara untuk bangun kolaborasi dan kerja sama internasional untuk mengatasi isu dan tantangan terkini terkait air dan sanitasi. Melalui WWF ini, Indonesia ingin perkuat kerja sama dan dorong inovasi dalam pengelolaan air yang berkelanjutan, sehingga air dapat menjadi sumber kehidupan dan kemakmuran bagi seluruh penduduk dunia.
Ministerial Delaration yang akan menjadi outcome document WWF ke-10 telah mencerminkan beberapa kepentingan nasional Indonesia, yaitu pengusulan Hari Danau Sedunia, pendirian Centre of Excellence untuk ketahanan air dan iklim, dan pengarusutamaan pengelolaan sumber daya air secara terpadu pada pulau-pulau kecil.
WWF-10 juga diharapkan menjadi bentuk kepemimpinan Indonesia yang menghasilkan legacy dengan dicantumkannya daftar proyek air konkrit sebagai bentuk komitmen setiap negara dan stakeholders yang hadir.
Baca Juga: Peran Sentral Perempuan dalam Upaya Pemberantasan Kejahatan Siber dan Perlindungan Korban
“Pemerintah harus pastikan masyarakat luas dapat merasakan manfaat konkret dari pertemuan World Water Forum ini”, tegas Dirjen Tri.
Penyelenggaraan WWF-10 bersifat timely karena pada tahun 2022 setengah populasi dunia mengalami kelangkaan air yang parah, di mana 2,2 milyar orang hidup tanpa akses terhadap air minum, dan 3,5 milyar penduduk dunia kekurangan akses terhadap sanitasi yang dikelola secara aman. Kondisi ini diperparah oleh situasi konflik dan peperangan yang memnyebabkan sulitnya akses warga sipil terhadap air bersih.
Sampai dengan 27 April 2024, telah tercatat lebih dari 1.500 orang dari 99 negara akan berpartisipasi pada World Water Forum ke-10, dimana empat Kepala Negara/Pemerintahan dan 28 Menteri atau Pejabat Setingkat Menteri atau Special Envoy, termasuk 3 Deputi PM, telah memberikan konfirmasi kehadiran.
WWF ke-10 akan secara resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 20 Mei 2024 dan memimpin rangkaian kegiatan para leaders, yaitu welcoming dinner, high-level meeting, leaders’ luncheon dan leaders’ visit ke Tahura Mangrove Forest Bali. Beberapa side events juga akan dilaksanakan, seperti forum diskusi Subak and Spice Route: Local Wisdom Water Management yang mengangkat pengelolaan pengairan Subak di Bali.***