Blitar, serayunusantara.com — Semangat dakwah dan pelestarian ilmu agama kini merambah hingga ke pelosok desa. Sebuah kegiatan positif lahir dari inisiasi sekelompok pemuda yang sehari-harinya berkhidmat di Masjid Ar-Rohman Kota Blitar.
Mereka membawa semangat religiusitas perkotaan ke tanah kelahirannya di Desa Tawangsari, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, melalui rutinan ngaji kitab kuning.
Setiap Selasa malam, tepat pukul 21.00 WIB, suasana di Desa Tawangsari menjadi lebih hidup dengan lantunan kajian kitab Fathul Qorib.
Kitab legendaris ini dibahas secara mendalam, memberikan pemahaman dasar mengenai ilmu fikih mulai dari hukum bersuci, tata cara ibadah, hingga aturan muamalah bagi warga dan pemuda setempat.
Baca Juga: Jaga Tradisi di Era Digital, Rutinan Ngaji Kitab Kuning Kian Eksis di Kalangan Remaja Blitar
Inisiatif ini muncul dari keinginan sang pemuda untuk menghidupkan kembali budaya literasi kitab klasik di kalangan remaja desa.
Meski bekerja di salah satu masjid paling ikonik di Kota Blitar, ia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk membangun karakter generasi muda di desanya sendiri.
Ia mengatakan, Pihaknya ingin membawa suasana majelis ilmu yang tertib dan mendalam ke desa. Karena dirinya sehari-hari bekerja di Masjid Ar-Rohman Kota Blitar, ia terinspirasi untuk menularkan semangat belajar agama tersebut kepada teman-teman di Tawangsari.
“Alhamdulillah, meskipun mulainya larut malam jam 9, antusiasme teman-teman sangat luar biasa,” ujar sang inisiator kegiatan.
Kegiatan ini pun mendapat apresiasi luas dari tokoh masyarakat setempat. Waktu pelaksanaan pada Selasa malam dipilih agar tidak berbenturan dengan jadwal kerja atau kuliah para peserta, sehingga mereka tetap bisa menuntut ilmu dengan tenang.
Melalui rutinan ini, diharapkan Desa Tawangsari tidak hanya dikenal karena kerukunan warganya, tetapi juga menjadi wadah lahirnya generasi muda yang melek hukum agama dan berakhlakul karimah. (Fis/Serayu)







