Blitar, serayunusantara.com – Kesenian jaranan masih menjadi salah satu ikon budaya yang paling melekat dengan identitas Kota Blitar.
Hingga kini, pertunjukan jaranan tidak hanya digelar dalam acara adat dan perayaan desa, tetapi juga menjadi hiburan rakyat yang selalu ditunggu masyarakat di setiap event kebudayaan daerah.
Kesenian tradisional yang memadukan unsur tari, musik gamelan, dan atraksi magis ini telah turun-temurun diwariskan oleh para seniman lokal.
Setiap kelompok jaranan di Blitar memiliki ciri khas tersendiri, baik dari gerak tarinya, irama kendang, hingga busana penarinya yang penuh warna.
Salah satu grup yang cukup dikenal adalah Jaranan Aryo Budoyo, kelompok ini kerap tampil di berbagai kegiatan seni budaya dan menjadi representasi kuat dari semangat masyarakat Blitar dalam melestarikan warisan leluhur.
Baca Juga: Pagelaran Jaranan Aryo Budoyo Meriahkan Katamso Night Culinary Bertema “Gedog Nyawiji”
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, kesenian jaranan bukan hanya hiburan rakyat, melainkan juga simbol filosofi masyarakat yang menjunjung keberanian, kebersamaan, dan semangat gotong royong.
“Jaranan merupakan ekspresi jiwa masyarakat Blitar yang gagah, berani, dan penuh semangat. Pemerintah daerah terus berupaya menjaga keberlanjutan kesenian ini agar tidak tergerus zaman,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu penonton, Rendra (32), warga Kecamatan Kepanjenkidul, mengaku bangga dengan keberadaan kesenian jaranan yang masih sering digelar di Blitar.
Ia menilai, jaranan bukan sekadar tontonan, tetapi juga menjadi bagian dari jati diri masyarakat.
“Saya sudah nonton jaranan sejak kecil. Rasanya kalau ada acara di Blitar tanpa jaranan itu seperti ada yang kurang. Ini bagian dari kebanggaan kami sebagai wong Blitar,” tuturnya.
Pemerintah Kota Blitar bersama para pelaku seni juga tengah menyiapkan agenda tahunan bertajuk “Festival Jaranan Blitar” sebagai ajang bagi kelompok-kelompok seni lokal untuk menampilkan karya terbaik mereka.
Acara ini diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata budaya sekaligus memperkenalkan Blitar sebagai salah satu pusat kesenian tradisional Jawa Timur.
Dengan semangat pelestarian yang terus dijaga, jaranan kini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga simbol kebanggaan kolektif masyarakat Blitar.
Gemuruh gamelan, hentakan kaki penari, dan semangat gotong royong yang mengiringinya akan terus menjadi napas kebudayaan di Bumi Patria. (Serayu)









