Kediri, serayunusantara.com – Setelah Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kecamatan selesai digelar, Selanjutnya kemarin sore (22/02) Pemerintah Kota Kediri melalui Bappeda menggelar Musrenbang tematik anak di ruang Kilisuci Balaikota Kediri. Musrenbang tematik anak kali ini mengusung tema “Anak Bersuara, Anak Berkontribusi, Menuju Kota Kediri Layak Anak”.
Kepala Bappeda, Chevy Ning Suyudi melalui Sekretaris Bappeda Herry Krismono dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk menjaring aspirasi yang lebih akurat dari kalangan anak-anak.
“Jadi nantinya apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan oleh anak-anak dapat dirumuskan dalam suatu kegiatan sehingga kegiatan tersebut bisa tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan yang mereka butuhkan” jelasnya.
Dalam penjelasannya Herry juga menyampaikan bahwa Musrenbang bukanlah musyawarah biasa namun sebuah proses untuk menghimpun usulan dan aspirasi yang nantinya dijadikan dasar untuk menyusun RKPD Kota Kediri tahun 2025.
Saat membuka kegiatan, Herry juga memaparkan bahwa nantinya usulan yang diterima akan disampaikan kepada dinas-dinas terkait sesuai dengan kewenangan mereka. Dengan harapan dinas-dinas tersebut mengetahui kebutuhan dari masyarakat khususnya anak.
“Misalkan di depan sekolah belum ada zebra cross, nantinya akan kami usulkan ke Dinas Perhubungan Kota Kediri, jadi tolong nanti usulan yang disampaikan bukan karena keinginan pribadi namun karena kebutuhan adik – adik sekalian” terangnya.
Selain itu, Herry menyebutkan bahwa besaran skor Kota Layak Anak (KLA) Kota Kediri pada tahun 2023 mencapai 600,38. Angka tersebut termasuk dalam skor rata – rata.
“Oleh karena itu saya mengharapkan peran aktif adik-adik agar skor KLA Kota Kediri mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga nantinya Kota Kediri menjadi kota layak anak” ujarnya.
“Kota layak anak bukan berarti yang banyak taman bermainnya, namun suatu daerah bisa disebut dengan kota layak anak adalah ketika ada sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak-hak anak dan perlindungan khusus anak yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan” pungkas Herry.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Herry juga berpesan bahwa nantinya apa yang di usulkan harus sesuai dengan 5 klaster kamus usulan musrenbang tematik anak, yang meliputi klaster 1, hak sipil kebebasan. Klaster 2, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif. Klaster 3, kesehatan dasar dan kesejahteraan. Klaster 4, pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya. Dan klaster 4, perlindungan khusus.
Sementara Yogi salah satu peserta perwakilan dari forum anak kelurahan Lirboyo sangat antusias mengikuti kegiatan ini, ia mengaku sangat bangga bisa menjadi bagian dari perencanaan pembangunan Kota Kediri 2025. Dia juga berharap semoga aspirasi dan usulan yang sudah disampaikan tidak hanya tertulis namun juga direalisasikan menjadi sebuah program.
“Acaranya bagus, terimakasih telah memberikan kami wadah, jadi bisa ikut terlibat perencanaan pembangunan Kota Kediri kedepannya”, ungkapnya.
Musrenbang tematik anak kali ini dihadiri dari berbagai unsur, mulai dari forum anak tingkat kelurahan hingga kota, anak dengan disabilitas, anak pondok pesantren, anak penganut agama non muslim, anak panti asuhan, aktivis organisasi sekolah, dan fasilitator forum anak Kota Kediri dan OPD terkait.