Jatim, serayunusantara.com – Perekonomian Jawa Timur terus menunjukkan kinerja yang positif dengan pertumbuhan sebesar 5,03 persen pada triwulan IV tahun 2024 secara year-on-year (yoy). Dengan capaian ini, Jawa Timur berkontribusi sebesar 25,55 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Pulau Jawa, menjadikannya yang terbesar kedua setelah DKI Jakarta.
Menurut Sugeng Pamilu Karyawan, Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Jawa Timur, Kamis (20/3/2025) menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh permintaan domestik yang kuat, inflasi yang terkendali, serta peningkatan penciptaan lapangan kerja baru. “Kondisi ekonomi Jawa Timur terus stabil dengan daya beli masyarakat yang tetap terjaga. Hal ini juga sejalan dengan berbagai kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan pemerintah,” jelasnya.
Di sisi lain, tingkat inflasi di Jawa Timur juga tetap terkendali. Pada Februari 2025, terjadi deflasi sebesar minus 0,03 persen (yoy). Upaya pengendalian harga pangan menjadi salah satu faktor utama dalam menjaga stabilitas ini, terutama menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran. “Pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan, termasuk penurunan tarif angkutan Lebaran serta pengurangan tarif tol menjelang Lebaran. Langkah-langkah ini diperkirakan memberikan dampak besar terhadap stabilitas inflasi di Jawa Timur,” tambah Sugeng.
Selain itu, industri berbasis hilirisasi juga menjadi salah satu faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor manufaktur. Industri makanan dan minuman mencatat pertumbuhan sebesar 7,55 persen (yoy), diikuti oleh industri kertas sebesar 5,96 persen (yoy), serta industri kimia yang tumbuh sebesar 5,26 persen (yoy).
Baca Juga: Aliran Listrik Sistem Transmisi Jatim Andal Selama Ramadan dan Idulftri
Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit program di Jawa Timur juga menunjukkan pencapaian yang signifikan. Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah disalurkan sebesar Rp 46,62 triliun kepada 909.119 penerima, sementara pembiayaan Ultra Mikro (UMi) telah mencapai Rp 1,18 triliun dengan 264.341 penerima. (Serayu)